Mohon tunggu...
Luthfi Retriansyah
Luthfi Retriansyah Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Inggris

Saya adalah seorang guru bahasa inggris di salah satu SMK Pertanian di NTT. Saya mempunyai keinginan untuk mengembangkan metode pembelajaran untuk SMK/Politeknik pertanian.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Best Practice Menggunakan Metode Star

27 September 2022   09:17 Diperbarui: 27 September 2022   09:22 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Luthfi Retriansyah / 201699728174
Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi,
Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran
Situasi di sekolah saya adalah beberapa siswa dengan latar belakang pendidikan, agama,
kemampuan, minat, dan kesiapan mengikuti pelajaran bahasa inggris yang berbeda-beda. Selain
itu, pemanfaatan berbagai macam media dan model pembelajaran juga belum diterapkan dalam
pembelajaran Bahasa Inggris.
Praktik pembelajaran berdiferensiasi dengan model pembelajaran inovatif ini perlu
diterapkan untuk mengamodir profil, minat, dan kesiapan siswa yang beragam di dalam kelas. Jadi,
melalui pembelajaran tersebut siswa bisa mencapai tujuan bersama-sama meskipun melalui
produk, konten, proses yang berbeda.
Peran saya adalah menerapkan pembelajaran tersebut dalam kelas serta
menyosialisasikannya kepada teman guru sejawat baik yang mengajar bahasa inggris atau
pelajaran lainnya.
Oleh karena itu, yang menjadi tantangan pembelajaran bahasa inggris adalah kesiapan dan
kompetensi guru dalam menghadapi murid dengan profil, minat, dan kesiapan yang berbeda.
Selain itu, kompetensi guru dalam menggunakan model dan media pembelajaran bahasa inggris
perlu dikuasai dan diterapkan oleh guru dalam kaitannya menghadapi kondisi yang berbedabeda. Selain guru, beberapa unsur yang terlibat adalah kepala sekolah, wakasek kurikulum, siswa,
serta orang tua siswa.
Dalam rangka menghadapi tantangan tersebut, saya sudah mencoba menerapkan
pembelajaran berdiferensiasi di dalam mengajarkan bahasa inggris. Sebagai contoh, saya
memperhatikan kesiapan siswa ketika belajar bahasa inggris di kelas dengan membuat proses
belajar bahasa inggris yang bervariasi misalnya mereka bisa belajar di lab bahasa, di perpustakaan,
atau di ruang kelas. Selain itu untuk konten/materi yang ditawarkan kepada siswa juga sesuai
keinginan mereka lewat survei melalui google form. Sebagai tambahan, produk akhir yang
dihasilkan juga diserahkan kepada siswa sesuai minat mereka tapi dengan kriteria yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran.

Dalam mewujudkan pembelajaran berdiferensiasi di kelas, saya juga mencoba menerapkan
PBL dan PJBL dengan tujuan agar siswa dapat berpirkir kritis, inovatif, solutif, dan kreatif.
Terutama untuk materi yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari mereka.
Penggunaan high tech da low tech learning pun diterapkan karena mempertimbangkan
kemampuan siswa dan sekolah, misalnya penggunaan infokus, permainan kahoot, hingga
Styrofoam dan kertas laminasi untuk media pembelajaran sehingga siswa yang tidak mempunyai
gadget tetap bisa terkamodir melalui media pembelajaran tersebut.
Tentu saja untuk menyukseskan pembelajaran tersebut harus dibantu didengan sarana
prasarana serta lingkungan sekolah yang mendukung sehingga ada persepsi yang sama bahwa
pembelajaran tersebut merupakan solusi bagi sekolah kami.
Dari hasil penerapan model pembelajaran tersebut, siswa nampak lebih antusias dalam
belajar bahasa inggris dan mengetahui manfaat akan pentingnya Bahasa Inggris di masa depan
mereka.
Yang menjadi faktor keberhasilan adalah siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran yang
ditampilkan dan mereka dapat menggunakan bahasa inggris dalam kehidupan sehari-hari dan di
masa yang akan datang.
Pembelajaran keseluruhan yang saya dapatkan adalah guru harus selalu meningkatkan
kompetensi serta keterampilan dalam menggunakan bahasa inggris. Selain itu, guru harus
memahami profil, minat, dan kesiapan siswa dalam menerima pembelajaran. Penggunaan media
perlu dilibatkan di kelas, dan tak hanya hi tech learning tapi juga bisa low tech learning yang bisa
mengakomodir semua siswa di dalam kelas tersebut. Yang terakhir adalah menjadi guru harus siap
dan harus bisa memotivasi siswa agar terus belajar dan senang belajar. Memang susah, tapi bisa!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun