Mohon tunggu...
luthfi mutaali
luthfi mutaali Mohon Tunggu... pembelajar/dosen/peneliti/konsultan

saya meminati bidang pembangunan wilayah, tata ruang, ekonomi regional dan perencanaan lingkungan hidup

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

DUMAI EMAS 2025-2029, Mengukir Peluang, Menaklukkan Tantangan

20 Juni 2025   19:39 Diperbarui: 20 Juni 2025   19:39 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://images.app.goo.gl/8jwNF4vz4XH8gK1S8

Catatan untuk RPJMD 2025-2029

Dalam pusaran dinamika pembangunan nasional dan regional, Kota Dumai Provinsi Riau berdiri sebagai entitas geografis dan ekonomi yang memiliki signifikansi tak terbantahkan. Memasuki fase penting penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Dumai untuk periode 2025-2029, momentum ini mengundang kita untuk merenungkan kembali karakteristik, potensi, permasalahan, peluang, serta tantangan yang membentuk lanskap pembangunannya, demi merumuskan kebijakan strategis yang visioner dan implementatif. Posisi geografis Dumai di pesisir Selat Malaka, salah satu jalur pelayaran tersibuk di dunia, bukan sekadar anugerah alam, melainkan fondasi strategis yang menempatkannya sebagai gerbang utama aktivitas maritim dan logistik Indonesia, yang secara inheren menggarisbawahi peran sentralnya dalam konektivitas global dan regional, sebuah fakta yang terus diperkuat oleh data yang menunjukkan volume lalu lintas barang yang signifikan di Pelabuhan Dumai, sebuah indikator vital dari denyut nadi ekonominya (BPS Kota Dumai, 2023). Keberadaannya sebagai pusat industri pengolahan, terutama di sektor migas dan petrokimia, yang memberikan kontribusi dominan terhadap Produk Domestik Bruto (PDRB) Kota Dumai, menegaskan posisinya sebagai penopang ekonomi Riau dan bahkan nasional, sebuah realitas yang tercermin dalam angka-angka pertumbuhan ekonomi yang cukup dinamis, meskipun volatilitas harga komoditas global menjadi catatan penting yang perlu dicermati secara mendalam dalam setiap analisis makroekonomi daerah (Kemenkeu RI, 2024).

Di tengah potensi yang luar biasa tersebut, Dumai juga dihadapkan pada permasalahan struktural yang memerlukan solusi terencana dan komprehensif. Ketergantungan ekonomi yang tinggi pada sektor migas dan kelapa sawit, seperti yang diindikasikan oleh struktur PDRB yang masih didominasi kedua sektor tersebut, menjadikan perekonomian Dumai rentan terhadap gejolak pasar global, sebuah kerentanan yang perlu diatasi melalui diversifikasi ekonomi yang masif dan berkelanjutan, sebagaimana disarankan oleh berbagai kajian pembangunan ekonomi daerah yang menekankan pentingnya menciptakan basis ekonomi yang lebih resilien (Tambunan, 2019). Selain itu, meskipun Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Dumai terus menunjukkan tren positif, data spesifik mengenai rata-rata lama sekolah, akses terhadap layanan kesehatan berkualitas, dan standar hidup layak masih menyisakan ruang untuk perbaikan signifikan, menandakan perlunya peningkatan kualitas sumber daya manusia yang selaras dengan kebutuhan industri yang terus berkembang. Permasalahan lingkungan hidup, yang timbul akibat intensitas aktivitas industri, menjadi tantangan serius yang memerlukan kebijakan pengelolaan limbah dan pencegahan pencemaran yang lebih tegas, serta revitalisasi ekosistem pesisir, termasuk hutan mangrove yang memiliki fungsi ekologis vital sekaligus potensi ekowisata yang belum tergarap optimal. Kesenjangan infrastruktur yang belum merata di beberapa wilayah, termasuk isu akses air bersih, sanitasi, dan pengelolaan sampah yang belum optimal, juga menjadi catatan penting yang harus segera diatasi demi meningkatkan kualitas hidup seluruh lapisan masyarakat Dumai.

Menyambut periode 2025-2029, Kota Dumai berhadapan dengan serangkaian peluang strategis yang dapat menjadi katalisator akselerasi pembangunannya, sekaligus tantangan inheren yang harus dihadapi dengan jeli. Peluang terbesar terletak pada pemanfaatan posisi strategisnya untuk mengembangkan ekonomi biru yang berfokus pada industri maritim, perikanan terpadu, dan pariwisata bahari, sebuah potensi yang didukung oleh data statistik mengenai luas wilayah pesisir dan hasil perikanan yang melimpah (BPS Kota Dumai, 2023). Pengembangan kawasan ekonomi khusus (KEK) dan kawasan industri baru yang telah direncanakan juga membuka pintu lebar bagi masuknya investasi baru, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan nilai tambah produk-produk lokal, sebuah langkah yang krusial untuk mendiversifikasi struktur ekonomi daerah dan mengurangi ketergantungan pada komoditas primer. Selain itu, kemajuan teknologi digital menawarkan peluang untuk meningkatkan efisiensi dalam pelayanan publik, tata kelola pemerintahan, maupun dalam pengembangan sektor ekonomi kreatif dan UMKM yang inovatif, sebuah potensi yang sejalan dengan tren globalisasi dan transformasi digital. Namun, di sisi lain, tantangan persaingan global dan regional yang semakin ketat menuntut Dumai untuk terus meningkatkan daya saing dan efisiensi operasional, baik dalam sektor kepelabuhanan maupun industri, agar tetap relevan di peta ekonomi internasional.

 Tantangan dalam pemenuhan kebutuhan pendanaan pembangunan yang besar untuk mewujudkan berbagai program ambisius juga menjadi catatan penting, yang memerlukan strategi pendanaan inovatif dan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, swasta, dan masyarakat. Kebutuhan untuk menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan merupakan tantangan multidimensional yang memerlukan kerangka regulasi yang kuat, penegakan hukum yang konsisten, serta kesadaran kolektif dari seluruh pemangku kepentingan. Menghadapi kompleksitas ini, penyusunan kebijakan dan strategi implementasi program pembangunan Kota Dumai untuk lima tahun ke depan (2025-2029) harus didasarkan pada prinsip-prinsip evidence-based policy making dan partisipasi aktif seluruh elemen masyarakat. 

Dalam konteks ini, penguatan diversifikasi ekonomi melalui industri hilirisasi dan ekonomi biru, dengan fokus pada pengembangan produk sawit dan sektor maritim yang didukung insentif investasi serta infrastruktur memadai, menjadi langkah krusial untuk mengatasi ketergantungan ekonomi; peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui program vokasi yang relevan dan kemitraan industri adalah kunci untuk memastikan tenaga kerja yang kompetitif; implementasi kebijakan lingkungan yang tegas dan berkelanjutan, termasuk penegakan hukum serta investasi pada pengelolaan limbah dan rehabilitasi ekosistem, mutlak diperlukan untuk menjaga keseimbangan pembangunan; serta penguatan tata kelola pemerintahan yang bersih dan kolaborasi yang erat antar-pemangku kepentingan adalah fondasi utama keberhasilan. Dengan demikian, Kota Dumai berada di persimpangan jalan penting dalam perjalanannya menuju pembangunan yang lebih kokoh dan berkelanjutan, dan dengan memanfaatkan potensi strategisnya yang unik, serta mengelola permasalahan dan tantangan yang ada secara cermat, Dumai berpeluang besar untuk mengukir prestasi signifikan dalam periode 2025-2029, melangkah maju dengan optimisme dalam menyambut masa depan yang lebih cerah dan berkelanjutan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun