Beberapa rencana pengembangan sedang dirancang oleh tim pengelola. Mulai dari pelatihan pemilahan sampah untuk anak-anak sekolah dasar, pembuatan kompos kolektif dari sampah organik warga, hingga kerja sama dengan UMKM setempat untuk memproduksi barang daur ulang bernilai jual.
"Kami tidak muluk-muluk. Yang penting konsisten dan melibatkan semua warga. Kalau satu rumah saja bisa mengurangi satu kantong sampah per minggu, bayangkan dampaknya kalau seluruh kampung ikut," kata Pak Wahyudi, tokoh masyarakat setempat yang juga aktif dalam kegiatan bank sampah ini.
Harapan ke Depan
Pemerintah daerah Kabupaten Tangerang diharapkan bisa lebih memberi perhatian dan dukungan terhadap gerakan akar rumput seperti ini. Bantuan berupa pelatihan, fasilitas pengangkutan, hingga akses ke pasar daur ulang bisa menjadi katalisator bagi pertumbuhan bank sampah di daerah lain.
Bank Sampah Faidah Cendekia telah membuktikan bahwa perubahan bisa dimulai dari satu kampung kecil. Dari tumpukan sampah, lahir kesadaran. Dari kepedulian bersama, tumbuh harapan. Dan dari harapan itu, bumi mungkin punya masa depan yang lebih bersih dan sehat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI