Mohon tunggu...
luthfi hafizh rizqullah
luthfi hafizh rizqullah Mohon Tunggu... pemuda

Perkenalkan, aku adalah penyair yang terbuang — tumbuh dari luka-luka yang lebih dalam dari parut nadi. Tulisanku bukanlah bait cinta yang lembut bersahaja, ia berdetak dalam irama yang keras menggemakan sumpah. Ini bukan sekadar puisi, bukan narasi romansa, namun mantra yang lahir dari kumpulan derita. Dalam tinta hitam, aku melakar saksi kesakitan, namun berhati-hatilah pada mereka yang berdusta, sebab puisiku akan berubah menjadi celaka. Perkenalkan, aku adalah penyair yang tak dirindu. Dari duka aku menempa cinta yang pilu. Dalam tiap baitku, tersimpan dendam, doa, dan arah — di sanalah letak magis tulisanku yang liar dan megah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jarak

18 Juli 2025   19:21 Diperbarui: 18 Juli 2025   19:21 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jarak itu hanya pertanyaan

sedangkan memilih hening

atau berbicara setiap harinya

adalah pilihan jawaban.

Jarak itu hanya angka

dan yang membuat jauh

adalah kita yang memilih hening

atau meniadakan kata sapa.

Jarak itu hanya ruang

dan kita yang memilih mengisinya

dengan orang lain, lalu menyebutnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun