Mohon tunggu...
Luthfiati Ambar
Luthfiati Ambar Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar/Mahasiswa

Let's talk about today

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dandelion After 2019

1 Desember 2022   17:30 Diperbarui: 1 Desember 2022   17:30 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Selalu ada masa dimana rasa benci terhadap seseorang berubah menjadi rasa suka yang terkadang terasa tidak masuk akal, hal itu juga yang semakin hari semakin dirasakan oleh Rysan ketika melihat Oleander. Oleander yang dulu sangat dia benci karena sikapnya kini berubah menjadi seseorang yang dia suka dan dia harapkan disetiap harinya. Rysan pun tidak mengerti kenapa perasaannya terhadap Oleander bisa berubah secepat ini bahkan dengan alasan yang tidak jelas, mungkin benar perkataan orang-orang diluar sana kalau rasa benci itu beda tipis dengan rasa cinta. Mulai saat itu Rysan selalu menjadikan Oleander sebagai harapannya yang suatu saat bisa membalasnya dengan Dianthus caryophyllus berwarna merah tua.

Harapan Rysan kepada Oleander layaknya Helianthus Annuus yang selalu condong menghadap matahari dimanapun mereka tumbuh. Rysan yang dulu tidak begitu memperhatikan keberadaan Oleander sekarang justru terlihat senang saat melihat keberadaan Oleander di dalam kelas, benar ternyata rasa cinta bisa mengubah orang secara drastis. Rasa senang dan gugup yang dirasakan Rysan selalu terasa setiap harinya saat dia melihat Oleander, tetapi sepertinya hari ini rasa itu bertambah semakin besar karena percakapannya dengan Oleander.

"Ada yang mempunyai kamus?" tanya Oleander kepada siswi kelas X Bahasa 1 yang sedang berada di teras depan dimana salah satunya ada Rysan disana.

"Aku punya." Ucap Rysan sambil menyembunyikan wajah gugupnya dengan cara memasang wajah datar kepada Oleander. Ingat jika Rysan adalah orang dengan gengsi yang tinggi.

"Bolehkan aku meminjamnya?" tanya Oleander sambil menatap Rysan. Tidak tau saja jantung Rysan sudah berdegup dengan kencang karena ditatap Oleh Oleander.

"Tentu, ambilah." Ucap Rysan sambil menyodorkan kamusnya kepada Oleander.

"Oke Terimakasih" Ucap Oleander dengan senyum sangat tipis dan hanya dibalas anggukan oleh Rysan karena dia sudah terlalu gugup untuk berbicara.

Setelah percakapan ringannya dengan Oleander Rysan kembali bergabung bersama teman-temannya sambil menetralkan detak jantungnya yang kencang. Satu jam pelajaran sudah terlewat, tetapi Rysan dan teman-temannya masih asik mengobrol di teras depan kelas karena mereka mempunyai jam kosong, ditengah-tengah obrolan mereka Kris datang bersama Oleander untuk ikut bergabung walaupun hanya Kris yang ikut mengobrol. Obrolan mereka terhenti ketika Oleander tiba-tiba bersuara.

"Kamus ini punya siapa ya? Aku lupa." Tanya Oleander dengan sedikit tawa di wajahnya dan melempar-melemparkan kamus yang ada ditangannya.

Rysan yang mendengar itu sedikit merasa sedih karena Oleander lupa kalau dia adalah pemilik kamus itu juga merasa kesal karena kamusnyan dilempar-lempar oleh Oleander.

"Itu punyaku, sini kembalikan!" Minta Rysan dengan raut kesal diwajahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun