Mohon tunggu...
Mohammad Lutfi
Mohammad Lutfi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Tenaga pengajar dan penjual kopi

Saya sebenarnya tukang penjual kopi yang lebih senang mengaduk ketimbang merangkai kata. Menulis adalah keisengan mengisi waktu luang di sela-sela antara kopi dan pelanggan. Entah kopi atau tulisan yang disenangi pelanggan itu tergantung selera, tapi jangan lupa tinggalkan komentar agar kopi dan tulisan tersaji lebih nikmat. Catatannya, jika nikmat tidak usah beri tahu saya tapi sebarkan. Jika kurang beri tahu saya kurangnya dan jangan disebarkan. Salam kopi joss

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Harbuknas: Minat Membaca di Indonesia Justru Melorot, Apa Sebabnya?

18 Mei 2020   05:30 Diperbarui: 18 Mei 2020   05:35 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi siswa membaca | Sumber : Dokumentasi pribadi

Apa yang harus dilakukan oleh orangtua, sekolah dan masyarakat harus mendukung perkembangan anak. Di rumah, orangtua dapat menyediakan menu bacaan yang menarik untuk anak.

Sekolah dengan kelengkapan fasilitas, kualitas guru dan gerakan literasinya semakin gencar menyediakan dan mempromosikan buku dan bahan bacaan lain. Sementara itu, masyarakat dapat membuat konsep taman baca desa yang menarik.

Motivasi diri dan kemajuan teknologi

Segala bentuk usaha yang telah disebutkan di atas akan gagal manakala tidak ada dukungan dari dalam diri sendiri. Motivasi memberikan peran penting untuk anak dalam mengambil keputusan. Misalnya, keputusan kapan membaca, dimana membacanya, dan berapa judul buku yang harus dihabiskan dalam seminggu.

Motivasi diri untuk membaca inilah yang menjadi tantangan bagi orangtua, guru dan masyarakat sekitar. Siswa atau anak kadang tidak memiliki motivasi untuk membaca buku meski hanya sebentar.

Hal itu berbanding terbalik dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi yang menghasilkan produk berupa gim-gim baru. Gim tersebut dapat diakses melalui gawai dan dapat membuat anak kecanduan. Keseruannyalah yang menyebabkan anak lebih termotivasi untuk bermain gim daripada membaca.

Selain gim, berselancar di dunia maya menjadi kegemaran lain dari penduduk Indonesia. Facebook, twitter, youtube, instagram, tiktok seperti menjadi aplikasi media sosial yang wajib ada di peringkat gawai.

Pada saat yang seperti itu teknologi menjadi satu sisi mata uang yang negatif. Peran positifnya tidak tampak kalau tidak dimanfaatkan untuk memotivasi diri ke arah yang lebih baik, semisal kegiatan membaca.

Akses buku dan mahalnya harga

Motivasi yang tinggi dari seorang dalam membaca terkadang tak didukung oleh kemudahan dalam mengakses buku. Dewasa ini kemudahan akses buku belum merata hingga ke pelosok-pelosok desa di Indonesia. Dalam bentuk digital pun dibatasi akses internet dan kemampuan membeli gawai (keterbatasan ekonomi).

Dilema kebutuhan lainnya terutama kebutuhan pokok menjadi alasan lain yang kerap menjadi pertimbangan seseorang untuk membeli buku. Apalagi, mahalnya harga buku kadang membuat seseorang menjadi enggan untuk membeli.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun