Payah, perempuan itu tidak menjaga ketenangan. Tidak berhasil mengatasi overthingking, malah cemas berlebihan. Makin terbenam dalam kekalahan. Menuntut penerimaan tapi tidak pula memberi, mau dimanusiakan tapi tidak sebaliknya.
Selalu optimis melihat selumbar di mata orang yang tidak tepat di hati, mengabaikan balok di mata perempuan itu sendiri. Kata-kata yang tidak berenergi merajai, seolah hanya tersakiti. Masih belum berhenti bermain-main dengan waktu yang senggang.
Ini bukan tentang apa yang perempuan itu mau, bukankah tidak ada hidup yang selalu baik-baik saja. Banyak persembunyian, ketidakhati-hatian bahkan ketidakadilan.
Perempuan itu harus memilih, bagaimana cara untuk mengelola dan menyelamatkan diri sendiri. Jika selalu jatuh pada godaan dosa yang merayu lagi menarik, akan mematikan kehidupan perempuan itu. Perlu membumikan diri dengan kenyataan hidup. Tak semua hal yang perempuan itu mau, harapkan, dan butuhkan harus dan benar-benar menjadi dalam hidup.
Hidup ini bukan tentang apa yang perempuan itu mau,. Mau tak mau , harud dan harus belajar menghapus buterfly effect "berbeda" dan selalu dimengerti. Perempuan itu tidak boleh mengabaikan kenyataan bahwa hidup penuh teka-teki dan bukan stand up comedy apa lagi candaan belaka.
Tak boleh mati dan lesap bersama kecemasan yang berlebih. tak ada laba bagi perempuan itu menjadi seseorang yang payah.Â
***
Rantauprapat, 20 Oktober 2022
Lusy Mariana Pasaribu