Aku tahu, kamu adalah pertanyaan yang menyusahkanku. Tapi, aku tak ingin terus seperti ini. Akankah kita akan berada dalam pohon bunga yang indah? Kuharap demikian.
Caramu datang, mendekat ke arahku. Adalah kejadian yang melatarbelakangi kisah ini terjadi. Aku ingin berbahagia. Dan ada kamu di dalamnya. Tentu pasti ada dilema. Setidaknya ada kamu. Ini doaku tahun ini.
Kamu adalah kampung halaman yang ingin kutuju. Jawaban dari pertanyaanku, dari ketakutanku. Namun jeda di antara kita, memberi kesenjangan yang sulit terdefenisikan.
Mampukah kita berhasil menyelamatkan diri dari kesukaran yang bertumpuk-tumpuk, yang jelas terlihat? Atau kita akan menghadapi duka kehilangan, lagi.
Kita sama-sama tahu, kamu/aku bukan tokoh pertama yang pernah tercipta perihal mencinta. Namun, kali ini tanpa ragu, kuharap kita bisa menjadi tokoh utama yang saling berdampingan.
Aku merasakannya sendiri.
Cinta ini, tidak seperti cinta yang dahulu. Walau kamu adalah pertanyaan yang menyusahkanku, sungguh aku merasakan penerimaan dari kamu.
Adalah, kamu. Yang sudah menghadirkan kesadaran bertamu di kepalaku. Bahwa, kekhawatiranku mungkin sebenarnya tidak begitu.
Di benakku kini, kamu pertanyaan yang menyusahkanku akan menjadi jawaban nyata dari ketakutanku.
***
Rantauprapat, 15 Februari 2021
Lusy Mariana Pasaribu