Mohon tunggu...
Lusy Mariana Pasaribu
Lusy Mariana Pasaribu Mohon Tunggu... Dosen - Ada beberapa hal yang dapat tersampaikan tentang apa yang dirasa dan dipikirkan

Memerdekakan hati sendiri itu penting!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dua Puluh Dua Kata yang Tersisa

30 November 2020   19:07 Diperbarui: 30 November 2020   19:16 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kamu katakan :
Dengarkan baik-baik,
Apa pun yang terjadi setelah ini,
Saya akan selalu mencintai kamu
Saya juga merindukanmu
Sangat banyak
Sampai saya merasa sakit
(22)

Dua puluh dua kata yang tersisa dari kamu, tersusun mempesona dan menggugah hati saya. Terima kasih sudah mencintai dan merindukan saya dengan sangat banyak.

Perpisahan ialah temu tiada akhir, mungkin itu benar. Dan saya bahagia, pernah menikmati waktu dalam kebahagiaan bersama kamu.

Saya dan kamu, pernah saling bertatap bintang di langit yang sama. Saya bertanya, akankah kita kembali melihat bintang di langit yang sama? Saat itu kamu hanya diam. Entah sejak kapan, sebagai kekasih hatimu, saya sudah menghambarkan diri terhadap keegoisan. Jadi saya tak menuntut kamu untuk menjawab.

Saya melayangkan mata dan melihat, cinta dan harapan terhadap kamu tetap tinggal seperti padang terbuka di hatiku. Karena begitu banyak kisah yang terukir indah bersamamu.

Ya, itu kamu.
Ada warna kebahagiaan yang bersinar di matamu. Perih dan pedih yang saya rasakan, dapat tergantikan dengan senyuman.

Saya bisa menari bersama penerimaan karena kamu. Dua puluh dua kata yang tersisa darimu, adalah sesuatu yang saya butuhkan.

Kini, musim telah berganti dan kamu telah pergi. Bunga-bunga musim semi kita akan tetap mekar, saya akan tetap mengingat kamu. Saya akan tenang teduh di bawah rindang pohon cinta kita.

Tiada noda yang akan saya sematkan dalam dua puluh dua kata yang tersisa darimu. Kepercayaan cinta kamu tak akan saya buat berguguran.

Kamu dan dua puluh dua kata yang tersisa darimu tak akan pernah berkarat. Saya akan tetap mengingat kamu walau tanpa pertemuan dan tanpa tatapan yang pasti.

Kita memang sudah berbeda, namun saya masih merasakan hal yang sama terhadap kamu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun