Tak ada siapa pun yang mendengar resahku. Aku hanya seorang diri dengan segala gelisahku.
Saat aku butuh seseorang untuk berbagi cerita, yang kupercaya malah beranjak pergi: bercengkerama dengan yang lain. Dan melemparkan rasa sesak di wilayah hatiku
Hanya sunyi yang bersedia menemani perjalanan waktuku. Duniaku seakan layu, karena hati yang pernah kupercaya telah tersiram keangkuhan. Padanya, hanya kutemukan amarah. Menjijikkan buatku, saat mengingat diriku pernah berharap padanya. Satu demi satu kenangan yang mencuat bersamanya, itu membuat kebahagiaan di ruang hatiku tersumbat
Aku kehilangan
Karenanya, aku pernah menangis tanpa menyekanya. Aku ingin membuang segala kenangannya dari ingatanku. Karena hadirnya hanya sebatas reklame di poros hidupku. Yang terjadi adalah kenyataan, bahwa kehilangan tak selalu berujung pada keburukan.
Beralaskan kesadaran, aku ingin berbaring bersama rasa maaf. Aku akan melepas kesesakan melalui media kata, sebab kata selalu menyambutku dengan warnanya. Memberikan cahayanya dan perlahan menyinari hatiku. Hingga hatiku akan terobati dan kembali baik-baik saja.
***
Lusy Mariana Pasaribu
28.05.2020 [23:17]