Siapkah Pembelajaran Tatap Muka?

- Pembelajaran dilakukan dengan kapasitas 50% dalam satu kelas sehingga dapat leluasa untuk menjaga jarak 

- Menerapkan sistem rotasi pembelajaran jarak jauh dan tatap muka 

- Kantin dan kegiatan ekstrakurikuler tidak diperkenankan

Dalam pelaksanaan pembelajaran tatap muka ini orang tua dapat mengizinkan atau tidak anaknya untuk melakukan pembelajaran tatap muka di sekolah. Tidak ada pemaksaan kepada anak dan orang tua terkait dengan sistem pembelajaran yang dipilihnya. 

Sudah siapkah kita melaksanakan pembelajaran tatap muka di sekolah? Jika "sudah" pastikan kurva Covid-19 sudah melandai dan seluruh warga sekolah patuh terhadap ketentuan-ketentuan dalam pemberlakuan pembelajaran tatap muka serta selalu melaksanakan protokol kesehatan.  

Penyelenggarakan pembelajaran tatap muka di beberapa negara yang dinilai berhasil sesungguhnya tidak dapat menjadi tolak ukur bagi penyelenggaraan pembelajaran tatap muka di negara kita karena kondisi penurunan Covid-19, upaya pemerintah serta kebiasaan masyarakatnya pun berbeda.     

Sebagai tenaga pendidik, guru hendaknya terus meningkatkan kemampuan mengajar dalam keterbatasan era new normal, dikarenakan berkurangnya jam pembelajaran secara tatap muka. Guru harus lebih kreatif dan inovatif agar pembelajaran bisa aman, efektif dan efisien, sehingga tujuan yang ingin dicapai terwujud. 

Masa pandemi Covid-19 jangan menjadi hambatan bagi tenaga pendidik untuk mencerdaskan anak-anak bangsa. Justru ini harus menjadi tantangan agar mutu pendidikan tetap bisa dijaga dan ditingkatkan. 

Harus ada konsistensi dari berbagai pihak dalam pelaksanaan pembelajaran tatap muka secara terbatas ini, dari pemerintah, masyarakat, dan warga satuan pendidikan. 

Pengawasan hendaknya selalu dilakukan pemerintah dan masyarakat terhadap pembelajaran tatap muka di sekolah supaya kewajiban untuk selalu menerapkan protokol kesehatan secara ketat dijalankan oleh seluruh warga di satuan pendidikan. 

Semoga bermanfaat