Mohon tunggu...
Luna Septalisa
Luna Septalisa Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar Seumur Hidup

Nomine Best in Opinion 2021 dan 2022 | Penulis amatir yang tertarik pada isu sosial-budaya, lingkungan dan gender | Kontak : lunasepta@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menstruasi Itu Hal yang Normal bagi Perempuan, Mengapa Ditabukan?

15 Desember 2021   09:14 Diperbarui: 20 Desember 2021   17:06 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menstruasi | Sumber: Shutterstock

Padahal secara medis, menstruasi bukanlah darah kotor sebagaimana yang selama ini diyakini. Mestruasi adalah darah yang keluar dari vagina yang terjadi karena proses peluruhan dinding rahim. Jadi, darah menstruasi sejatinya sama saja dengan darah yang keluar dari anggota tubuh lainnya. 

Istilah 'darah kotor' untuk menyebut darah menstruasi juga tidak pas. Karena darah kotor sebenarnya adalah darah yang mengandung karbon dioksida hasil metabolisme tubuh. Darah kotor ini ada di bilik kanan dan serambi kanan jantung. 

Dalam ilmu biologi, bahasannya masuk ke sistem peredaran darah, sedangkan menstruasi dibahas di sistem reproduksi. Dari sini saja sudah terlihat bedanya kan? 

Kedua, persepsi yang keliru tentang menstruasi 

Menstruasi masih dianggap sebagai ranah privat perempuan sehingga tabu bagi perempuan untuk membicarakannya di muka umum, apalagi kepada laki-laki. 

Oleh karena itu, perempuan sebisa mungkin berusaha menyembunyikan keadaan kalau ia sedang menstruasi dari orang-orang sekitar. 

Ketiga, keluarga atau orang-orang terdekat tidak memberi pemhaman yang benar tentang menstruasi

Pemahaman tentang menstruasi merupakan bagian dari pendidikan seks. Pasalnya, pendidikan seks pun masih dianggap tabu karena dianggap mengajarkan anak-anak untuk melakukan seks bebas. 

Di Indonesia sendiri hanya 25% anak dan remaja perempuan usia 10-24 tahun yang paham tentang siklus menstruasi sebelum mendapatkan menstruasi pertamanya. Padahal pemahaman dasar tentang menstruasi dapat mencegah perempuan dari jebakan mitos dan informasi yang menyesatkan seputar menstruasi. 

Akibat dari Tabu Menstruasi 

Tabu menstruasi dapat memicu tindakan diskriminatif terhadap perempuan. Perempuan haid dianggap kotor, tidak suci dan menjijikkan sehingga harus diasingkan dari keluarga dan masyarakat. 

Persepsi ini juga menimbulkan keengganan bagi laki-laki untuk membantu teman, saudara perempuan atau istri ketika mereka menstruasi, bahkan sekadar membelikan pembalut sekali pun. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun