Mohon tunggu...
Luna Septalisa
Luna Septalisa Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar Seumur Hidup

Nomine Best in Opinion 2021 dan 2022 | Penulis amatir yang tertarik pada isu sosial-budaya, lingkungan dan gender | Kontak : lunasepta@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Sumpah Pemuda dan Kepedulian pada Isu Lingkungan

29 Oktober 2021   14:48 Diperbarui: 30 Oktober 2021   04:40 1075
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi sekumpulan orang menyuarakan isu lingkungan dan perubahan iklim | photo by Markus Spiske on Unsplash

Pada 9-16 September 2021 lalu, lembaga survei Indikator bekerja sama dengan Yayasan Indonesia CERAH melakukan survei nasional tentang persepsi generasi Z dan milenial atas peroalan krisis iklim di Indonesia. 

Survei dilakukan terhadap 4.020 responden yang terdiri atas 3.216 responden usia 17-26 tahun (generasi Z) dan 804 responden usia 27-35 tahun (milenial) di seluruh provinsi di Indonesia, baik pedesaan maupun perkotaan, dari berbagai latar belakang suku, agama, tingkat pendidikan, pekerjaan dan tingkat pendapatan.

Hasil survei menunjukkan kerusakan lingkungan sebagai isu yang paling dikhawatirkan oleh generasi Z dan milenial di Indonesia setelah isu korupsi. 

Adapun 5 urutan teratas terkait isu lingkungan yang dianggap paling penting adalah masalah sampah (62%), polusi udara (46%), pencemaran sungai, danau dan air tanah (41%), perubahan iklim (39%) dan banjir (29%).

ilustrasi grafik hasil survei mengenai isu lingkungan yang paling penting bagi anak muda | tangkapan layar dari indikator co.id
ilustrasi grafik hasil survei mengenai isu lingkungan yang paling penting bagi anak muda | tangkapan layar dari indikator co.id

Responden yang merupakan anak muda ini juga mengungkapkan berbagai permasalahan terkait perubahan iklim yang tengah dikhawatirkan saat ini dan di tahun-tahun mendatang, seperti cuaca ekstrem (42%), penumpukan sampah dan bahan plastik (36%), kesehatan (35%), penggundulan hutan (33%), polusi udara (24%), kekurangan bahan pangan (23%) dan sebagainya. (Laporan lengkapnya dapat dilihat di halaman akhir bagian rujukan)

ilustrasi grafik permasalahan terkait perubahan iklim yang paling dikhawatirkan | tangkapan layar dari indikator.co.id
ilustrasi grafik permasalahan terkait perubahan iklim yang paling dikhawatirkan | tangkapan layar dari indikator.co.id

Isu Lingkungan Jarang Menjadi Isu Arus Utama

Meskipun isu lingkungan dan krisis iklim merupakan isu yang populer di kalangan anak muda, namun masih minim perhatian dari para politisi atau pejabat publik. 

Hal ini didukung oleh temuan dalam survei yang sama yang menunjukkan bahwa belum ada satu partai politik (parpol) pun yang menaruh perhatian pada isu lingkungan dan perubahan iklim.

Debat-debat politik masih sepi dari isu ini. Dalam debat capres-cawapres pun isu krisis iklim ditaruh di urutan paling belakang dalam daftar pertanyaan dan selalu menjadi agenda tersembunyi di balik topik lingkungan hidup.

Kebanyakan politisi lebih mementingkan masalah politik identitas dan pertumbuhan ekonomi meskipun masalah lingkungan begitu nyata dan telah terjadi di mana-mana.

Sejumlah pakar mengatakan ada beberapa sebab isu lingkungan jarang menjadi isu arus utama, antara lain karena sukar dikapitalisasi dan dianggap merupakan isu negara menengah ke atas.

Mengapa Anak Muda Perlu Bersuara Soal Isu Lingkungan?

Pertama, kita punya akses ke sumber-sumber pengetahuan dan informasi yang membahas isu lingkungan dan perubahan iklim.

Aktivisme digital yang rata-rata dilakukan oleh anak-anak muda dan kedekatan mereka dengan media sosial membuat mereka lebih melek soal isu ini dibandingkan generasi X dan baby boomer.

Dengan kemudahan memperoleh informasi, pengetahuan, kemauan dan kemampuan yang dimiliki, sudah sepantasnya anak muda menyuarakan isu ini agar semakin banyak didengar dan diperhatikan. 

Siapa tahu dengan semakin banyak yang berani bersuara dan didukung dengan aksi nyata bisa menumbuhkan kesadaran kolektif untuk lebih peduli lingkungan.

Kedua, anak muda adalah calon pemimpin di masa depan.

Di masa depan, kita, anak-anak muda lah yang akan meneruskan kepimpinan generasi sebelumnya. Kesadaran dan kepedulian terkait isu lingkungan dan perubahan iklim yang terpupuk sejak dini diharapkan dapat mendorong mereka untuk membuat kebijakan yang lebih berwawasan lingkungan. 

Namun yang lebih penting adalah agar kelak ketika anak-anak muda ini menjadi pemimpin, mereka tidak lagi mengulang kesalahan yang sama yang dilakukan oleh generasi pendahulunya.

Ketiga, kerusakan lingkungan dan perubahan iklim dapat menyebabkan krisis multidimensi

Masalah kerusakan lingkungan dan perubahan iklim tidak hanya menyebabkan cuaca ekstrem, tapi juga menyebabkan krisis pangan, air bersih, pulau-pulau kecil dan daerah yang daratannya lebih rendah dari permukaan laut menjadi tenggelam, konflik antara satwa liar dengan manusia akibat penggundulan hutan dan sebagainya.

Dampak yang ditimbulkan akibat bencana ekologi juga dapat menimbulkan kerugian secara ekonomi karena kita harus mengeluarkan biaya yang lebih besar untuk memperbaiki kerusakan ini.

Kalau sudah begini, bukankah lebih baik mencegah daripada mengobati?

Keempat, planet bumi hanya ada satu sehingga apabila bumi ini rusak, kita mau tinggal di mana? Di planet Mars?

Saya tidak tahu apakah ide untuk tinggal di planet Mars bisa terealisasi atau tidak. Tapi menurut saya, bumi adalah planet yang paling ideal untuk ditinggali manusia.

Wasana Kata

Sebagaimana generasi sebelumnya, anak muda hari ini juga menghadapi tantangan zamannya. Masalah lingkungan dan perubahan iklim mungkin belum menjadi perhatian dan prioritas oleh generasi pendahulu kita. Namun itu bukan alasan bagi kita untuk tetap diam dan berpangku tangan.

Semoga pada peringatan sembilan puluh tiga tahun Sumpah Pemuda ini, kesadaran dan kepedulian terhadap isu lingkungan dan krisis iklim tidak hanya lantang di media sosial, tapi juga terealisasi di dunia nyata.

Rujukan : 1 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun