Mohon tunggu...
Luna Septalisa
Luna Septalisa Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar Seumur Hidup

Nomine Best in Opinion 2021 dan 2022 | Penulis amatir yang tertarik pada isu sosial-budaya, lingkungan dan gender | Kontak : lunasepta@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Mengapa Banyak Orang yang Gagal dalam Mengelola Keuangannya?

12 Oktober 2021   10:31 Diperbarui: 12 Oktober 2021   15:00 5009
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orang yang keuangannya menipis di tanggal tua | Image by Goumbik from pixabay

Bagaimana cara membedakan antara kebutuhan dan keinginan?

Sesuatu dianggap kebutuhan apabila ketiadannya akan menyulitkan atau mengganggu kehidupan kita sehari-hari. Oleh karena itu, kebutuhan harus segera dipenuhi.

Makan, misalnya. Kalau kita tidak makan kita bisa kelaparan, jatuh sakit bahkan meninggal. Jadi, makan termasuk kebutuhan.

Lalu, bagaimana dengan makan di restoran mahal? Apakah bisa ditunda lain kali atau harus dilakukan sekarang?

Smartphone di zaman sekarang adalah kebutuhan. Hampir semua aktivitas, mulai dari urusan pekerjaan, sekolah sampai rumah tangga membutuhkan smartphone. 

Tapi bagaimana dengan orang yang suka gonta ganti smartphone padahal yang lama masih bagus? Apakah beli smartphone baru merupakan kebutuhan atau keinginan semata?

Keempat, mudah tergoda promo

Ilustrasi promo harga spesial |Image by Rudy and Peter Skitterians from pixabay
Ilustrasi promo harga spesial |Image by Rudy and Peter Skitterians from pixabay

Inilah penyakit finansial sebagian besar kaum perempuan. Ada diskon, borong. Ada cashback, kejar.

Kalau ditanya butuh atau tidak, kebanyakan akan menjawab "tidak". Ditanya "kenapa dibeli?", dijawab "barangnya lucu jadi pengen beli". Iya atau iya?

Kecenderungan selalu mengikuti tren dan pengaruh lingkaran sosial turut mendorong seseorang untuk belanja berlebihan. Pantas saja uang bulanan cepat habis.

Kelima, manajemen utang yang buruk

Ilustrasi manajemen utang | Photo by Monstera from pexels
Ilustrasi manajemen utang | Photo by Monstera from pexels

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun