Aku tidak tahu apakah puisiku memiliki seribu pintu, sehingga kau selalu berhasil menyusup masuk dan berdiri di hadapanku sebagai kedatangan yang tidak ingin kutunggu
Seperti biasa, kau akan melakukan ritual yang telah kuhafal : memutar lagu lama dan kata-kata mutiara yang masih sama
Dengan terburu-buru, aku mematikannya karena bunyi itu sedemikian menyiksa
Bahkan ketika aku mulai mampu mencium aroma dusta dari sepatah dua patah yang kau hela, sungguh aku ingin kau enyah : tersapu badai, terhisap pasir atau terbakar matahariÂ
23/05/2021
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!