Mohon tunggu...
Luna Septalisa
Luna Septalisa Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar Seumur Hidup

Nomine Best in Opinion 2021 dan 2022 | Penulis amatir yang tertarik pada isu sosial-budaya, lingkungan dan gender | Kontak : lunasepta@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Untuk Rasa Lelah yang (Selalu) Terabaikan

5 Desember 2019   06:06 Diperbarui: 5 Desember 2019   06:13 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
a man sitting on the bench-image by Burst from pexels

Seringkali aku menutup telinga, sengaja tidak mendengarkan suara dari tubuh atau pikiran yang menjerit karena terus didera kelelahan. Suara-suara itu kubungkam dengan menebas seluruh rasa kasihan dan pengampunan.

Seringkali aku menutup mata, sengaja tidak melihat wajah yang dipoles dengan kemuraman akibat dari carut-marutnya pikiran dan sisa-sisa penyesalan dari kebodohan masa lalu yang belum termaafkan.

Aku, mungkin juga kamu, seringkali mengabaikan tanda-tanda yang Dia hadirkan, entah di depan matamu atau lewat suara paling lirih yang menyusup dalam sanubarimu.

Kita adalah makhluk yang gemar mengabaikan rasa lelah dan membunuh rasa sakit hanya agar terlihat kuat. Apakah kau menyadarinya? 

05/12/2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun