Mohon tunggu...
Luna Septalisa
Luna Septalisa Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar Seumur Hidup

Nomine Best in Opinion 2021 dan 2022 | Penulis amatir yang tertarik pada isu sosial-budaya, lingkungan dan gender | Kontak : lunasepta@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Perindu Malam dan Penyintas Pagi

8 September 2019   05:33 Diperbarui: 8 September 2019   06:42 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tree reflection on lake-picture by Bessi from pixabay

Para perindu malam
Menyibak selimut di sepertiga malam terakhir
Menahan dingin
Kantuk harus diusir
Ini masih terlalu dini
Hanya ada sunyi di jam segini
Saat yang baik untuk berdzikir

Para perindu malam
Mendambakan kedamaian dan keheningan
Bermunajat dan bercengkerama dengan-Nya
Melalui untaian doa dan cucuran air mata
pada setiap pengakuan dosa
berharap peroleh ampunan,kasih sayang dan keselamatan dunia akhirat

Ketika adzan subuh berkumandang
Para penyintas pagi bergegas bangun dari tidurnya
Tak ada kompromi dengan mimpi-mimpinya
"Ash-shalatu khairum minan-nauum"
Mereka tak butuh panggilan berulang-ulang untuk datang pada-Nya
Karena mereka paham bahwa ini bukan semata tentang kewajiban saja

Para penyintas pagi
selalu berusaha untuk lebih awal dari yang lain
entah untuk ilmu, peluang maupun rezeki
tak ada kesempatan bagi malas menguasai diri
apalagi mengasihani diri sendiri

08/09/2019 -Selamat Minggu pagi- 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun