Pagi ini, tanpa sengaja melihat dan membaca status facebook seorang teman. Di status yang dia tuliskan, dia benar - benar marah pada pemerintah dan meminta untuk menurunkan harga BBM.Â
Aku tidak serta merta menyalahkan status yang dia tulis tersebut. Namun terbersit sebuah tanya dalam hatiku apakah kita benar - benar berpihak pada orang susah atau sebenarnya kita punya kepentingan pribadi yang terselubung?. Walau dia hanyalah seorang warga biasa, namun kemarahan dia pada pemerintah sepertinya kurang tepat untuk mewakili orang susah.Â
Mengapa saya katakan demikian, karena yang saya saksikan selama ini di laman facebook maupun kehidupan sehari - harinya, dia sangat jauh dari kategori hidup susah.Â
Dia bekerja sebagai sebagai seorang staff di Perusahaan Jepang, mengendarai motor sejenis Kawasaki, hobby travelling ke Singapura, Malaysia dan Thailand, dan dia juga aktif sebagai member tempat fitness bergengsi di Batam. Sungguh sangat kontras dengan makian yang dia tuliskan di halaman facebooknya. Apakah benar - benar dia merasakan mahalnya BBM seperti yang dia keluhkan?. Saya tidak yakin!
Keinginan terselubung saat kita menyuarakan sesuatu
Setuju atau tidak, seringkali tanpa kita sadari bahwa terkadang kita membawa misi terselubung saat menyuarakan sesuatu yang kita anggap keadilan. Contoh kecilnya, beberapa hari ini saya juga menuliskan status di facebook agar kiranya kegiatan sekolah segera aktif. Karena menurutku anak - anak sekolah justru semakin banyak bermain di luar rumah daripada belajar. Padahal bisa jadi anakkulah yang memang sulit diarahkan, tapi aku mengira masalah yang sama juga dihadapi orang lain.Â
Jadi aku tampil dengan status seakan - akan semua anak - anak di daerahku lebih banyak bermain daripada belajar. Hal seperti ini juga seringkali dilakukan para elit partai, pejabat, dan anggota dewan. Seringkali kritik ataupun saran yang mereka suarakan tidak benar - benar mewakili rakyat kecil/susah.Â
Kebanyakan dari mereka bersuara karena dendam pribadi pada pemerintah. Sama halnya seperti temanku yang saya bicarakan diawal. Kalau dia benar - benar merasakan dari sisi orang susah, saya kira laman facebooknya tidak akan dipenuhi dengan foto - foto gaya hidup hedonisnya.Â