Mohon tunggu...
Lula Khizanatul Amalia
Lula Khizanatul Amalia Mohon Tunggu... Jurnalis - xoxo

Work hard, Work smart, Pray Hard

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Cara Rasulullah Berdiplomasi

24 Oktober 2019   22:02 Diperbarui: 24 Oktober 2019   22:15 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sebelum mendapat risalah kenabian, Nabi Muhammad diberi gelar sebagai Al-Amien (yang terpercaya) oleh orang Quraisy. Selain itu, orang Quraisy juga mengakui bahwa Muhammad sebagai penengah yang sangat ulung karena berhasil meredam pertumpahan darah, contohnya dalam peletakan Hajar Aswad.

Tepat di umurnya yang ke-40, beliau menerima wahyu pertama. Tiga tahun pertama dilewatinya dengan berdakwah secara diam-diam. Tahun berikutnya, beliau secara terang-terangan menampakkan agama yang dibawanya.

Pertemuan pertama diadakan di hadapan sekitar 40 orang. Ketika pengumuman wahyu tersebut, pamannya, Abu Lahab penolakannya secara kasar dan membuat perkumpulan bubar sebelum beliau menyampaikan misinya.

Pada pertemuan berikutnya, hanya Ali, seorang termuda yang merespon ajakan Rasulullah. Melihat minimnya respon positif, misi yang dibawa tidak boleh berhenti begitu saja. Usaha yang dilakukan Rasulullah berikutnya adalah membawa misi itu ke muka umum.

Respon yang diterima Rasulullah begitu hangat tatkala beliau menyampaikan bahwa beliau Rasulullah (utusan Allah). Namun, ketika beliau menyinggung sesembahan dan berhala mereka, reaksi keraspun muncul dan menganggap Rasulullah sebagai musuh.

Beberapa utusan datang kepada Abu Thalib dengan tujuan menyuruh nabi Muhammad untuk menghentikan misinya. Namun, orang Quraisy sadar bahwa Abu Thalib tak akan menarik dukungannya terhadap Nabi Muhammad.

Berbagai sebutan buruk kepada Rasulullah menyebar kemana-mana. Ada yang mengatakan bahwa ia seorang nabi, tetapi ada yang membantah karena Beliau seorang buta huruf dan yatim piatu.

Setelah Hamzah bin Abi Thalib masuk Islam, orang quraisy mengutus Utbah bin Rabi'ah untuk mendatangi Rasul dengan membawa usulan. Utbah menawarkan beberapa tawaran seperti uang, jabatan, wanita, kekuasaan, kehormatan dan lain-lain. Rasul mendengarkan dengan seksama, lalu membacakan satu ayat yang artinya  "Dan mereka berkata, "Hati kami tertutup terhadap apa yang engkau serukan
kepada kami."

Semua yang ditawarkan orang Quraisy, rasul tolak, karena bukan itulah yang rasul inginkan. Perdebatan pun terus berlangsung, hingga cara koersif dilakukan oleh orang quraisy. Menyerang orang yang mengaku Muslim, memenjarakan, menyiksa, hingga menggiring ke tengah-tengah gurun sahara. Perlakuan ini terjadi selama tiga belas tahun.

Dari penjelasan diatas bisa disimpulkan bahwa cara Rasulullah dalam menyebarkan agama bisa ditiru oleh seorang Diplomat dalam berdiplomasi. Beliau selalu menggunakan cara persuasif untuk menyampaikan misi, meskipun mendapat balasan dengan cara yang kasar. Tidak sekalipun beliau memakai cara koersif dalam usahanya menyampaikan misi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun