Mohon tunggu...
Lukman Hakim
Lukman Hakim Mohon Tunggu... Jurnalis - wartawan

Menulis adalah bekerja untuk keabadian - P.A.Toer

Selanjutnya

Tutup

Book

1984 George Orwell: Paradoks Si Bung Besar Kendalikan Rezim yang Takut dengan Oposisi

21 April 2023   20:53 Diperbarui: 21 April 2023   21:06 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Book. Sumber ilustrasi: Freepik

2.Kemunafikan Atau Doublethink

Di tempat Winston hidup, kamu harus punya kemampuan hipokrit tingkat dewa. Pasalnya, jika kebenaran yang ada di pikiranmu berlawanan dengan pikiran si Bung Besar, maka organ negara akan segera menyergap untuk kemudian dibawa ke dalam lorong gelap kemudian diakhiri dengan eksekusi mati. Tanpa diketahui oleh siapapun. Kalaupun misalnya suatu saat sedang berada di ruang publik dan ketemu dengan pertanyaan mudah berapa jumlah dari 2+2= ? Maka sebaiknya jawaban disesuaikan dulu dengan pemegang klaim otoritas kebenaran -yakni negara- apakah hasilnya sama atau berlawanan? Jika negara punya keinginan jawabannya adalah 5, maka segeralah kubur jawaban sebenernya angka 4 tadi. 

3.Pemegang Tunggal Definisi Kata atau Newspeak

Negara Oceania begitu dominan dalam novel 1984 Orwell. Dalam novel -yang masuk kategori 100 novel terbaik Modern Library- ini bukan saja mampu mencuci otak penduduknya dengan tayangan yang jamnya disesuaikan oleh titik terlemah otak manusia menerima persepsi. Jam lima sore tiap warga wajib berdiri di depan Telescreen untuk menerima instruksi serta puja-puji pada kehebatan palsu Big Brothers. 

Selain doktrinasi massal yang tiap saat dirasakan makin ketat saja, pribadi Winston perlahan juga mulai limbung dengan pemahaman atas kosa kata yang artinya sengaja dimanipulasi sesuai keinginan rezim. Tiada lagi kata Freedom, yang ada cuma Free. Dan bisa digunakan hanya untuk padanan binatang, bukan manusia. 

"Kata itu tidak dapat digunakan dalam arti lamanya 'bebas secara politik' atau 'bebas secara intelektual', karena kebebasan politik dan intelektual tidak lagi ada--bahkan sebagai konsep, oleh karena itu, tidak perlu disebutkan," tulis Orwell.

4.Mesin Doktrinasi Negara atau Kementerian Kebenaran 

Winston diceritakan bekerja sebagai ASN di "Kementerian Kebenaran." Pekerjaannya adalah melakukan "koreksi" pada pemberitaan media yang telah lalu, yang kemudian menjadi pengubahan sejarah. Ia memusnahkan informasi-informasi yang berlawanan dengan narasi pemerintah.

Dalam pemahaman penulis, Winston ini bekerja untuk memframing, bertugas sebagai Spin Doctor, Buzzerp yang pro rezim. Tentu saja diri Winston hanyalah sebuah sekrup kecil dari mesin propaganda si Bung Besar. Tiap ada narasi kontra pemerintah maka seperti ribuan tawon yang dilepaskan dari sarangnya, langsung memberangus akun pengkritik pemerintah tadi. Mirip di Konoha gak? Hehehe. 

5.Seks Berubah Jadi Ajang Pelampiasan Naluri Purba Politik

Ketika seseorang tinggal dan hidup dalam suasana penuh pengawasan, serba seragam juga dipaksa menelan hymne sorak-sorai kepalsuan. Akibatnya manusia tadi akan berubah secara kimiawi. Artinya begini, sejak zaman purba hasrat biologis manusia diawali dengan adanya ketertarikan satu sama lain. Pria naksir wanita. Mereka memadu kasih, saling mengikat janji sehidup semati diakhiri dengan hubungan biologis pria wanita dewasa yang dinaungi oleh perkawinan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun