Mohon tunggu...
Luhur Pambudi
Luhur Pambudi Mohon Tunggu... Staff Pengajar SOBAR Institute of Phylosphia -

Perut Kenyang Hatipun Senang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Bila Senja Tak Berani Menghalau Malam

30 Juli 2018   16:52 Diperbarui: 31 Juli 2018   00:38 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
lukisan affandi: hariansejarah.id

Kumandang adzan dari seorang muadzin yang jawara lomba qiraah se-provinsi menghenyak kesyahduanku bersama entitas dzat Yang Maha Tempat Berserah Diri. Rasa kaget, disusul rasa jengkel mendadak menjadi kalimat penutup dari doa yang kusematkan. 

Sudah-sudah. Biar kunikmati dulu rasa kesal ini, di emperan serambi langgar yang berukuran 3 x 9 meter persegi, menghadap ke arah jalan raya, dengan menyulut rokok kretek, aku jongkok dengan sedikit melingkis sarung, dan menyampirkan sorbanku, sembari menyahut lantunan adzan dari muadzin kurang ajar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun