Nurul Sarah (21) yang duduk di salah satu meja makan bersama kolega-koleganya berdoa sejenak sebelum menyantap makanan yang baru saja dipesannya di satu stand makanan Kantin Halalan Thoyyiban Universitas Brawijaya (UB) Malang. Mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi ini hampir selalu memilih makan siang di kantin ini ketika sedang berada di kampus. Alasannya karena lebih terjamin kehalalan dan kebersihannya.
Bagi dia menyantap kuliner halal sudah menjadi kewajiban seorang Muslim. Karena itu ia selalu memastikan makanan yang disantapnya benar-benar halal. Dan kantin halal di kampusnya itu telah menjamin kehalalan makanan yang disajikan sehingga dirinya merasa lebih nyaman ketika memakannya.
"Lebih nyaman saja makan di sini karena yang dijual sudah terjamin halal. Sudah dites ya jadi lebih aman, lebih halal untuk dimakan. Karena kalau saya kan Muslim jadi memang sudah harus mencari makanan yang halal," kata Nurul usai menyantap makanannya, Rabu (1/11/2017).
Nurul sebagai mahasiswa perantau selama di Malang tinggal di rumah kos sehingga lebih sering makan di warung daripada memasak sendiri karena keterbatasan waktu dan tempat. Biasanya dia memprioritaskan makan di warung yang ada logo halalnya untuk memastikan kalau kuliner yang disajikan terjamin kehalalannya.
"Kalau yang ada logo sertifikasi halal itu sudah pasti kan halal. Tapi tidak semua warung sudah bersertifikasi halal, biasanya ada juga yang pasang logo sendiri, setidaknya mereka sudah berusaha makanannya halal. Harapannya sih lebih banyak warung yang bersertifikasi halal biar lebih terjamin," ungkapnya.
"Saya kadang juga makan di sini (kantin halal) bareng sama teman-teman yang non-muslim juga. Mereka santai saja tidak masalah malah lebih bagus karena kalau sudah halal pasti sudah bersih, cara masaknya yang tidak jorok dan bebas dari bahan berbahaya," ujarnya.
Kantin halal yang berada di Perpustakaan UB ini digagas Halal Qualified Industry Development (Halqid) UB dan telah ada sejak dua tahun lalu. Suasananya nyaman karena tempatnya bersih dengan meja makan yang ditata rapi dan tujuh stand kuliner yang menjajakan beragam menu di sekelilingnya. Di beberapa sudut terpasang tulisan Halal is My Life dan Halal is Premium Quality. Setiap pengunjung yang datang akan memesan makanan di satu stand yang dipilihnya, menyantapnya lalu membayarnya di kasir.
Kepala Halqid UB, Dr Sucipto STP MP mengatakan kalau halal bukanlah semata gaya hidup melainkan sudah menjadi kewajiban Muslim mengkonsumsi kuliner halal. Gagasan ini diterima baik Rektor UB, Prof Dr Mohammad Bisri MS dan kantin halal menjadi pilot projects dengan tujuan kelak seluruh kantin di kampus ini berkonsep halal.
"Kami merintisnya sekitar dua tahun lalu bersama Kanwil Kemenag (Kementerian Agama) Jawa Timur sebagai pilot projects, nanti juga akan diberlakukan ke seluruh kantin di UB," ujar Sucipto.