Mohon tunggu...
Luffi Hanifah
Luffi Hanifah Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Writer | Digital Marketer

Inspiring Through Typewriter and Imagination 📝

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Transformasi Layanan Kesehatan: Pra dan Pasca Pandemi

8 Desember 2021   21:20 Diperbarui: 8 Desember 2021   22:16 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak hanya tenaga medis tetap, pengalaman serupa juga datang dari kalangan tenaga magang yang bekerja di kala pandemi. Diantaranya adalah Putri (20), Elsa (21), dan Maulidyah (20), ketiganya adalah mahasiswi ilmu kesehatan yang bekerja sebagai tenaga magang di rumah sakit bilangan Jakarta Pusat.

Dalam sesi wawancara, Putri menceritakan pengalamannya yang merupakan tenaga magang baru dan bagaimana ia harus beradaptasi dengan lingkungan yang ada. Ia memahami bahwa situasi pandemi mengharuskan rumah sakit untuk melakukan berbagai prosedur sebelum pasien dapat diproses lebih lanjut oleh tenaga medis.

Menurutnya selain dari ketersediaan alat dan sistem yang ada, peningkatan pelayanan juga dapat diupayakan mengenai kinerja tenaga medis di tempat ia bekerja. "...tapi kurangnya itu dari karyawannya kali ya mungkin, sikapnya atau pelayanannya seharusnya lebih ditingkatkan lagi sama pasien-pasiennya".

Sama seperti Dwi, Elsa berpendapat bahwa prosedur kelengkapan APD juga menjadi poin penting yang sangat krusial bagi tenaga medis, meskipun dirinya adalah pegawai magang. Dilain sisi, Elsa juga setuju dengan pendapat Putri mengenai perlunya bagi tenaga medis di tempat kerjanya untuk meningkatkan layanan, terlebih di masa pandemi.

"Kalau APD karena menurut saya memang penting untuk diri sendiri juga, pernah kan waktu saya dinas kan pulang pergi rumah ya jadi ga ngekos, ya saya usahakan banget untuk ngelakuin hal tersebut seperti pakai masker double ya pakai face shield, terus untuk gown sebisa mungkin diganti setiap hari, itu karena untuk saya sendiri dan keluarga saya sendiri...", tegas Elsa.

Pengalaman lain dibagikan juga oleh Maulidyah dalam pengalaman magangnya. Sama seperti kedua teman lainnya, prosedur kesehatan menjadi tantangan tersendiri yang harus diadaptasi oleh dirinya ketika bekerja. 

"...sistematisnya seperti prosedur ke rumah sakitnya yang sangat ketat harus benar2 yang sehat, terus untuk penjaga juga cuman setengah orang saja, terus juga tuh sebelum tindakan operasi / rawat inap perlu swab dahulu untuk tahu hasilnya..." Ungkap Maulidyah menjelaskan situasi pelayanan kesehatan di tempatnya bekerja.

Pendapat lainnya juga datang dari Gelvin Theovilus (21), seorang mahasiswa ilmu kesehatan yang menjadi tenaga magang dari salah satu RSUD di daerah Jakarta Pusat turut merasakan pengalaman yang hampir serupa.

Menurutnya, rumah sakit tempatnya bertugas telah melakukan prosedur yang sangat sesuai. Meski terkendala dengan pembatasan praktik dan penggunaan APD Level 2 secara kontinuitas, ia merasa pihak Rumah Sakit telah melakukan langkah baik dengan memprioritaskan upaya pemutusan rantai penularan Covid-19.

"...Dengan adanya penyesuaian di era pandemi seperti ini, kendala-kendala seperti itu harus bisa kita sesuaikan salah satunya penyesuaiannya yaitu dengan membuat kebijakan dan keputusan yang bisa kita lakukan sama-sama dalam pencegahan di pandemi Covid-19 ini", ucap Gelvin menanggapi kendala yang ia alami.  

Sementara itu, Gelvin sendiri tidak merasa adanya kekurangan dalam segi pelayanan. Menurutnya penyesuaian pelayanan yang telah dilakukan selama hampir 2 tahun di era pandemi sudah sangat baik. Tidak hanya dari aturan pemerintah yang ada, namun juga lapisan masyarakat yang telah taat prosedur membuat protokol kesehatan di rumah sakit dapat dijalankan dengan maksimal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun