Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Memanusiakan Mudik: Dari QR Code Hingga Wedang Ronde

23 Maret 2025   11:31 Diperbarui: 23 Maret 2025   11:31 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRpVi-cP0ICF_BFs4DM1VgNSqZ2yR7XWYNGGqFW-0cj5VnNjR250cTqgwjM&s=10

Setiap tahun, Indonesia menyaksikan fenomena mudik yang luar biasa. Jutaan orang bergerak pulang ke kampung halaman menjelang Lebaran. 

Tahun 2025 ini, dengan prediksi peningkatan jumlah pemudik sebesar 20%, kesiapan infrastruktur dan fasilitas menjadi sorotan utama. Di tengah hiruk pikuk persiapan mudik, dua orang sahabat berbagi cerita tentang bagaimana kota mereka masing-masing bersiap menyambut gelombang pemudik.

"Jadi gimana persiapan mudik di Jogja, Gon?" tanya mas Dab lewat video call dari Surabaya, sambil menyeruput kopi pagi. Layar menampilkan wajah mas Gondhez yang sedang duduk di angkringan dekat Malioboro.

"Lumayan sih Dab," jawab mas Gondhez. "Pemkot kayaknya mulai gerak dari jauh-jauh hari. Terminal ngGiwangan dibenahi total, dari toilet sampai mushola. Yang menarik, mereka bikin command center khusus mudik. Sistem digital itu bisa buat mantau arus mudik secara real-time."

Mas Dab mengangguk. "Elok tenan itu. Di Surabaya juga ini. Terminal bis Purabaya konon udah di-upgrade. Ada sistem informasi digital, jadi pemudik bisa cek jadwal bus langsung dari HP. Parkiran juga diperluas. Malahan ada area khusus buat motor yang mau dititipin selama mudik."

"Tapi ketok-nya," mas Gondhez menyela sambil mencomot gorengan, "tahun ini bakal banyak pemudik pindah ke kereta. Teman yang punya bisnis toko di stasiun Tugu crita tiket kereta sudah full booking sampai H+3 Lebaran. KAI biasanya nambah gerbong di semua rute populer."

"Iya, sama juga di sini," sahut mas Dab. "Stasiun Gubeng malah bikin sistem antrean digital. Pemudik tinggal scan QR Code, nanti dapet notifikasi waktu check-in. Tahun lalu juga ada face detection. Ndak perlu suk-suk'an alias desak-desakan lagi."

Mas Gondhez menggeser kameranya, menunjukkan aktivitas di Malioboro. "Nih, di Jogja yang unik. PKL sama hotel-hotel sepanjang jalur mudik didata ulang. Ada aturan khusus soal jam operasional sama kebersihan. Katanya biar pemudik nyaman pas transit."

Baku pamer fasilitas buat pemudik masih berlangsung. Mbak El, istri mas Dab, menyela mau pamit belanja di warung depan gardu perumahan.

"Di Surabaya malah ada yang lebih canggih," mas Dab tersenyum. "Pemkot bikin aplikasi khusus mudik. Isinya info real-time soal kondisi jalan, tempat istirahat, bengkel, sama rumah makan yang buka 24 jam. Ada juga fitur panic button kalo pas ada emergency."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun