Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bisakah Tetap Menulis, Meskipun Dilanda Stres?

18 November 2021   18:08 Diperbarui: 18 November 2021   18:11 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: thumbs-prod.si-cdn.com

Lalu, apa saja yang dapat dilakukan agar tetap bisa menulis, walaupun sedang mengalami stress?

1. Berpindah ke tempat lain
WFH memaksa semua orang berada di rumah, sehingga dapat menimbulkan kebosanan. Kebiasaan menulis harus di meja dan kursi, seperti yang ada di kantor, bisa membuat jemu. Ketimbang berakibat pada kegiatan menulis, berpindah ke tempat lain bisa menjadi solusinya. Salah satu tempat itu adalah di depan televisi. Sambil menyalakan televisi dan menemani anak di sebelah kursi, menulis ternyata malah lancar dan bisa selesai.  

Selain itu, menulis tidak lagi harus di rumah.  Menulis bisa berpindah ke tempat lain dengan penerapan protokol kesehatan (prokes) ketat. Mungkin bisa meniru anak muda milenial. Mereka memanfaatkan kafe-kafe kopi untuk membuat tugas. Turunnya level PPKM membuat kafe-kafe di Yogyakarta mulai menggeliat membuka lapak mereka. 

Begitu juga banyak outlet di berbagai mall di kota ini mulai membuka pintu mereka. Tempat-tempat itu menawarkan suasana berbeda demi bisa tetap menulis.

Warung kopi juga dapat menjadi pilihan mencari suasana lebih sederhana dan dengan harga lebih murah meriah. Justru warung kopi dekat rumah lebih sepi ketimbang kafe-kafe yang lebih moderen. Di jaman Covid-19 ini, warung-warung itu dapat menjadi tempat bagus untuk menulis sambil mempertimbangkan prokes.

2. Menulis di waktu berbeda
Menulis bisa saja tidak mengenal waktu. Bagi penulis tertentu, kebiasaan menulis di waktu-waktu tertentu seringkali membiasakan pikiran dan emosi menjadi selalu siap sedia untuk menulis secara rutin. Meski begitu, hambatan menulis dapat terjadi kapan saja. Salah satu solusi-nya adalah mengubah waktu menulis.

Jika menulis biasa dilakukan di pagi hari, maka kesulitan menulis barangkali bisa diatasi dengan mengubah waktu menulis di siang hari. Ada penulis yang bisa menulis pada saat-saat sepi dan hening, tapi ada juga yang bisa menulis kapan saja. Setiap ada ide selalu bisa dituliskan secara langsung.

3. Berhenti menulis sebentar
Hambatan menulis dapat juga mendapatkan solusinya dengan cara berhenti sejenak. Melakukan kegiatan lain untuk menghilangkan stres atau rasa penat gegara menulis. 

Apalagi ketika target tulisan bejibun dengan topik beragam tentu saja dapat menguras energi. Berhenti menulis sebentar selama 10-15 menit setelah menulis 1-2 jam, lalu dilanjutkan menulis lagi.

Ada penulis yang menulis langsung selesai dalam 1-2 jam atau bahkan 30 menit karena topik tulisan merupakan keahliannya atau berkaitan dengan pengalaman. Ada juga penulis yang memerlukan waktu lebih lama karena ada banyak topik yang hendak ditulis, sehingga kesulitan untuk fokus. Berhenti menulis sebentar

Ketiga tips itu dapat dilakukan dengan tujuan membangun semangat baru untuk menulis. Mood menulis selalu berbeda bagi penulis pemula dan penulis angin-anginan, seperti saya. Bagi penulis senior yang sudah banyak makan asam dan garam, menulis bisa kapan saja dan di mana saja, seperti jingle minuman ringan global itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun