Mohon tunggu...
Luckyta Putri
Luckyta Putri Mohon Tunggu... Mahasiswi

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Fenomena Komunikasi Pendidikan di Indonesia Tahun 2025: Dinamika, Tantangan dan Peluang Tranformasi Digital

25 Juni 2025   10:24 Diperbarui: 25 Juni 2025   10:56 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tahun 2025 menjadi titik penting dalam perkembangan komunikasi pendidikan yang ada di Indonesia. Transformasi digital dan juga kebijakan baru membawa harapan serta tantangan yang beragam. Komunikasi pendidikan yang mencakup interasi antara guru, siswa,orang tua dan pemangku kepentingan lainnya, kini harus beradaptasi dengan era digital yang menuntut inovasi dalam metode, media dan pola komunikasi supaya pendidikan dapat berjalan dengan efektif.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah mengubah gambaran pendidikan di Indonesia secara signifikan. Model pembelajaran hybrid, yang menggabungkan pembelajaran tatap muka dan daring, menjadi tren utama di tahun 2025. Platform pembelajaran berbasis cloud, video konferensi, dan aplikasi kolaboratif semakin umum digunakan, memungkinkan komunikasi yang lebih fleksibel dan personal antara guru dan siswa, sehingga dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa. Media pendidikan yang inovatif dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, serta memungkinkan siswa belajar secara mandiri sesuai kemampuan dan minatnya.

Selain itu, kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) mulai diintegrasikan dalam sistem pembelajaran untuk menyesuaikan materi dengan kemampuan dan gaya belajar siswa secara real-time. Hal ini memungkinkan proses belajar menjadi lebih adaptif dan interaktif, meningkatkan efektivitas komunikasi pendidikan. Pendidikan digital yang berkembang pesat membuka peluang bagi siswa di berbagai daerah untuk mengakses materi pembelajaran kapan saja dan di mana saja, meskipun tantangan infrastruktur masih menjadi hambatan di beberapa wilayah.

Relasi yang baik antara guru dan siswa melalui komunikasi yang efektif sangat menentukan keberhasilan proses pembelajaran. Komunikasi yang komunikatif dan peduli dari guru dapat menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif, meningkatkan motivasi belajar, dan membantu siswa dalam penyesuaian sosial dan emosional. Oleh karena itu, pengembangan kompetensi komunikasi guru dan pemanfaatan media komunikasi yang tepat sangat penting untuk mendukung keberhasilan pendidikan di Indonesia.

Meski kemajuan teknologi menjanjikan, fenomena komunikasi pendidikan di Indonesia masih menghadapi sejumlah masalah lama yang belum terselesaikan. Salah satu catatan penting berasal dari keluhan peserta didik mengenai kualitas komunikasi guru yang kurang optimal. Banyak guru masih menggunakan metode mengajar yang monoton dan komunikasi yang kurang efektif, seperti suara yang kurang jelas, intonasi yang cepat, serta bahasa yang sulit dipahami. Karakter guru yang kurang menyenangkan, seperti sikap pilih kasih, sering mempermalukan siswa, dan tidak memberikan penghargaan, turut memperburuk iklim komunikasi di kelas.

Selain itu, kesenjangan digital antara daerah perkotaan dan pedesaan masih nyata. Digitalisasi pembelajaran belum merata, sehingga siswa di daerah terpencil sering kali mengalami keterbatasan akses terhadap teknologi dan jaringan internet yang stabil. Hal ini menyebabkan ketimpangan / ketidakselarasan kualitas komunikasi pendidikan dan pembelajaran.

Dalam kebijakan dan program pemerintah pada tahun 2025 dalam mendukung komunikasi pendidikan, pemerintah fokus pada peningkatan kualitas pendidikan melalui pemerataan sarana dan prasarana, digitalisasi pembelajaran, dan penguatan karakter siswa. Program seperti pembangunan SMA Unggul Garuda dan digitalisasi sekolah menjadi bagian dari upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan dan komunikasi pendidikan secara nasional.

Selain itu, kebijakan pengembalian Ujian Nasional dengan format yang lebih manusiawi dan kurikulum berbasis proyek serta penguatan karakter diharapkan dapat meningkatkan interaksi dan komunikasi yang lebih bermakna antara guru dan siswa. Dan juga program Indonesia Pintar (PIP) yang memberikan bantuan kepada hampir 19 juta siswa dari keluarga kurang mampu juga mendukung pemerataan akses pendidikan dan komunikasi yang lebih inklusif.

 Kesimpulannya adalah Fenomena komunikasi pendidikan di Indonesia tahun 2025 menunjukkan perpaduan antara kemajuan teknologi digital dan tantangan yang dulu hingga sekarang yang masih menghambat. Transformasi digital membuka peluang besar untuk komunikasi yang lebih efektif, personal, dan inklusif. Namun, kualitas komunikasi guru, kesenjangan digital, dan ketimpangan akses masih menjadi pekerjaan rumah yang harus segera diatasi. Kebijakan pemerintah yang fokus pada digitalisasi, penguatan karakter, dan pemerataan pendidikan menjadi kunci untuk memastikan komunikasi pendidikan dapat berperan optimal dalam mencetak generasi masa depan yang cerdas dan berkarakter.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun