Mohon tunggu...
Lucky Zamaludin Malik
Lucky Zamaludin Malik Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Pasar Digital Community

Wiraswasta

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Presiden Senang, Rakyat pun Senang

17 Oktober 2019   21:04 Diperbarui: 17 Oktober 2019   21:04 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Presiden Senang, Rakyat pun Senang

Kepada
Yth, Bapak Presiden Joko Widodo
Di tempat

Assalamu'alaikum. Wr. Wb.

Bapak Presiden yang terhormat. Maaf sebelum saya kirim tulisan ini untuk Pak Presiden, ini sebenarnya tidak terlepas dari wacana kenaikan BPJS yang sekarang lagi menjadi perbincangan bagi rakyat Indonesia baik di medsos maupun di tengah-tengah masyarakat dan saya pun mengerti, masalah BPJS ini memang sedang di kaji oleh pemerintah.

Sebagian masyarakat ada yang menerima, ada lagi sebagian yang tidak menerima. Dan yang lebih banyak adalah yang tidak menerima, karena kebutuhan hidup pun saat ini sedang sulit. 

Ditambah lagi pemerintah sedang mengkaji tentang sanksi-sanksi yang akan di hadapi para penunggak BPJS berupa penutupan pelayanan publik seperti pembuatan SIM, perpanjangan SIM, perpanjangan STNK, pembuatan Sertifikat, pembuatan Paspor. Itu semua yang akan di tutup oleh pemerintah jika kita menunggak iuran BPJS. Waduh berat ya sanksinya. Tapi apakah sanksi-sanksi ini akan efektif di jalankan? 

Nanti apakah tidak menimbulkan efek baru. Seperti contoh, anggap sim saya mati, lalu ketika saya terkena tilang, pak polisi akan bertanya kenapa tidak di perpanjang? Pasti saya akan menjawab, karena saya belum membayar BPJS, pak polisi. Akhirnya apa? Seharusnya ada pemasukan uang dari perpanjangan SIM, malah tertahan oleh BPJS. Jadi serba salah kan. Ini baru contoh kecil.

Begini Pak Presiden yang terhormat, memang saya akui BPJS mengalami defisit, karena ada para pengemplang BPJS, yaitu orang yang tidak mau membayar iuran BPJS, padahal orang tersebut sudah menikmati pelayanan BPJS, belum lagi kasus-kasus yang lain yang berkaitan dengan BPJS, sehingga BPJS akhirnya defisit. 

Jadi serba salah kan. Padahal tujuan pemerintah demi menutupi defisit BPJS, tapi malah di salahkan oleh rakyat. Di katakan tidak pro rakyat lah, dan lain-lain.

Maaf Pak Presiden yang terhormat, saya adalah rakyat bapak, dan saya ingin memberikan satu ide, konsep untuk penanganan iuran BPJS, sekalipun mau di naik kan 100% oleh pemerintah, In Syaa Allah rakyat Indonesia tidak keberatan dan rakyat akan menerima.

Apakah Pak Presiden mau mendengarkan aspirasi saya selaku rakyat Bapak? Ini aspirasi pun bukan ingin meminta bantuan kepada pemerintah, malah aspirasi yang positif. Di mana saya In Syaa Allah, bisa  menciptakan uang untuk rakyat Indonesia sehingga urusan iuran BPJS, bukan sesuatu yang memberatkan rakyat. Dan pemerintah pun tidak dirugikan. Bagaimana Pak Presiden yang terhormat?

Pak Presiden akan senang kan jika rakyat Bapak mempunyai penghasilan, Pak Presiden bisa membuat rakyat adem, semua kebutuhan bisa terpenuhi walaupun tidak 100%. Dan In Syaa Allah rakyat bisa membayar iuran BPJS. Dan beban pemerintah pun akan berkurang.

Ini bukan hanya omongan khayalan, Pak Presiden. Tapi omongan yang bisa di realisasikan jika kita semua sepakat dan mau menjalankannya.

Pak Presiden pun akan senang jika anak-anak sekolah pada punya  penghasilan sehingga bisa membantu mengurangi beban orangtua nya. Karena jujur saja Pak Presiden, mencari pekerjaan itu susah-susah gampang. 

Apalagi yang sekarang semua nya sudah mengarah kepada Digitalisasi, ini yang sebenarnya harus di gerakan sesuai dengan Pak Presiden ingin kan, menciptakan Manusia Unggul, Masyarakat Digital. Tapi bagaimana jika di satu sisi, rakyat sedang sekarat.

Sekali lagi saya minta maaf jika dalam penulisan ini tidak di arahkan formal, karena saya ingin sebagai rakyat bisa dekat dengan Presiden, ibarat anak kepada Bapak nya. Pak Presiden adalah pelindung rakyat, pemberi jaminan hidup untuk rakyat. 

Jadi saya ingin merasa dekat dengan Presiden ku (my Presiden). Dan secara pendidikan pun, saya bukan lah lulusan dari universitas. Saya hanya tamatan SMEA. Tapi bagi saya suatu ide atau konsep tidak harus datang dari orang hebat. Sekali pun hanya datang dari orang biasa, In Syaa Allah bisa menjadi solusi untuk bangsa ini.

Jadi saya tunggu respon baik Pak Presiden. semoga Pak Presiden dan keluarga selalu dalam lindungan Allah. Barakaallahufikum

Wa'alaikumussalam. Wr. Wb.
Hormat Saya,
Lucky Jamaludin
Pasar Digital
Berbasis Waqaf Tunai Bebas Riba

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun