Mohon tunggu...
Lubna Laila
Lubna Laila Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswi Islamic Comunication and Broadcasting

Feminis garis kawai

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kepada Ahli Silat Lidah

7 Desember 2022   23:40 Diperbarui: 7 Desember 2022   23:56 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Ketika kau patahkan hati untuk yang ke sekian kali,
Aku justru bersykur dijauhkan oleh lelaki sepertimu, kali ini kesadaran diriku telah pulih. Dan melihatmu tidak lagi sebagai sosok tak pantang menyerah yang mempesona, melainkan sang ahli silat lidah yang perlu dijauhi bahkan jika harus berlari sampai ujung dunia.

Haha! Ini kedua kalinya, kau mempecundangiku.
Aku memutuskan selesai mencintaimu bukan tanpa pernah setulus itu.
Ingat ini baik-baik, Aku sama sekali tidak dirugikan karena tak lagi bersamamu.
Aku dikelilingi oleh orang-orang baik, meskipun tidak banyak.
Dan sudah lebih dari cukup daripada Aku harus membersamaimu mengejar relasi yang tidak pernah ada habisnya.

Aku dapat memahami ke-ekstrovert-anmu, pribadi senguinis populer yang kau banggakan itu.
Aku mempersilahkan ambisimu tumbuh, meskipun terkadang tidak sepakat dengan cara yang kau tempuh.
Namun seiring lelah yang menggunung, dan sekian resah yang tertampung akhirnya Aku bisa berdamai.

Memahami bahwa, korban bualanmu tidak sedikit cukup membuatku lega.
Semoga kedepannya, Tuhan melindungiku dari oknum-oknum toxic.
Barangkali, Kau memang diutus Tuhan agar Aku belajar
Belajar untuk tidak naif
Belajar untuk tidak dungu
Belajar untuk tidak terlena dengan sikap dan rayu
Belajar untuk membentengi hati dari hubungan-hubungan yang tidak perlu.

Selepas Aku menjauhkan diri, Aku tidak sengaja stalking mantanmu sebelumku.
Membaca sajak hampanya, yang menurutku maknanya tidak hampa.
Aku senang, mantanmu itu telah menemukan pecintanya
Sebab dengan begitu luka olehmu telah sembuh

Betapa Aku tertawa pilu, ketika yang ia tuliskan senada dengan yang dirasa olehku.
Kenapa tidak sejak awal saja ya, Aku mengakrabkan diri dengannya dan memulai gendu-gendu rasa?
Bukan kah akan lebih indah mengkampanyekan suport women by women daripada sibuk melempar gelar pelakor satu sama lain?

Kalau dipikir-pikir pindah ke lain hati ketika telah berkomitmen dengan satu hati adalah kejahatan manusia yang tidak sepele.
Sebab, penjahat semacam ini telah membunuh rasa percaya, rasa harap, dan ketraumaan jangka panjang.

Kelak, Aku tidak akan menutup telinga.
Kepada orang-orang yang menyengaja memperburuk citramu di hadapanku.
Ternyata mereka tidak sepenuhnya membual.
Mereka tidak melakukan ujaran kebencian.
Mereka peduli terhadap kelangsungan mentalku.
Mereka tidak mau Aku dirugikan secara finansial maupun yang lain.
Di mata mereka, Aku telah dimanfaatkan.
Meskipun pada saat itu, dengan polosnya Aku mengatakan

''Loh, bukannya bagus dong. Aku telah menjadi sebaik-baiknya manusia? Karena telah bermanfaat bagi manusia lain.''

Haha! Kemana sisi rasionalitas yang sebelum mengenalmu kujunjung tinggi-tinggi itu?
Semenjak mengenalmu, Aku juga kehilangan keidealismeanku.
Tidak ada yang lebih kusesalkan selain itu.
Sepertinya, menjadi bestie pun Aku sungkan.
Aku hilanh respeck.

Mari kita lihat hal sederhana yang kuminta.
Tentang foto tempat indah dengan lapisan salam manis.
Bukankah kita berjuangnya bersama-sama sampai kau goals pergi ke Surabaya?
Sampai pagi, lagi-lagi kau merusak jam tidurku demi kepentinganmu.
Lagi-lagi kau mengingkari janji, melupakan value demi value hanya karena kebucinanmu.
Kabar bahwa Kau memiliki kekasih sudah cukup menyakitkan, tiada lagi partner nugas sampai dini hari.
Tiada lagi hero yang menyelamatkan dari keramaian.
Tapi di antara yang lebih menyakitkan itu adalah, kenyataan bahwa Kau sama sekali tidak mengindahkan setiap kesepakatan yang kita cetuskan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun