Mohon tunggu...
Luana Yunaneva
Luana Yunaneva Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Certified Public Speaker, Hypnotist and Hypnotherapist

Professional Hypnotherapist & Trainer BNSP email: Luanayunaneva@gmail.com youtube: www.youtube.com/@luanayunaneva

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Serunya Belajar Bahasa Asing

18 April 2018   16:33 Diperbarui: 18 April 2018   16:33 829
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya dan teman-teman sekelas bersama Mademoiselle Marie, ekspatriat dari Perancis (foto: Luana Yunaneva)

"Kamu ngapain belajar bahasa Perancis, Lu? Memangnya kamu pernah ke sana? Lagian bahasa Perancis kan jarang dipakai. Mendingan belajar bahasa Inggris," begitulah pertanyaan yang terlontar dari beberapa teman, tak lama setelah saya posting status di media sosial menggunakan bahasa Perancis.

Sambil tersenyum, saya pun menjawab kalau saya belum pernah mengunjungi Perancis dan berharap suatu saat nanti bisa pergi ke sana (amin). Kemudian saya menjelaskan kalau saya senang mempelajari hal baru, termasuk bahasa.

Kalau bahasa Inggris, menurut saya, sudah terlalu mainstream karena bahasa Inggris memang sudah menjadi bahasa internasional sehingga bisa dikatakan, setiap orang wajib memiliki kemampuan tersebut. Lagipula saya sudah pernah mengikuti kursus intensifnya sejak kelas dua sekolah menengah pertama (SMP) hingga lulus sekolah menengah atas (SMA).

Menyoal, kenapa bahasa Perancis yang saya pilih, kok bukan bahasa lain seperti Spanyol, Italia, Arab, Jepang, Mandarin bahkan Korea yang banyak digandrungi kaum hawa dalam beberapa tahun terakhir, alasannya juga sederhana. 

Sejak kecil saya senang menyanyi, terutama lagu-lagu Anggun C. Sasmi. Namun saya kerap kesulitan saat ingin membawakan lagu-lagu berbahasa Perancis milik lady rocker itu. Kebetulan lagu yang saya gandrungi saat itu adalah Etre Une Femme.

"Lagu apaan ini? Bahasa apa ini kok tulisan dan cara membacanya beda banget!" kurang lebih begitulah gerutu saya acapkali mendengarkan lagu tersebut. Sebenarnya Anggun juga menyanyikan lagu itu dalam bahasa Inggris, yakni In Your Mind namun entah mengapa, saya merasa kalau lagu ini kedengaran lebih seksi dan lebih ngeh dengan versi bahasa Perancis. Jadi, jalan satu-satunya supaya saya bisa menyanyikannya dengan baik dan benar adalah mempelajari bahasanya, meski hanya landasan dasarnya.

"Cuma karena itu?" tanya teman lagi setelah saya memberikan penjelasan.

"Yups!" jawab saya dengan mantap.

Singkat cerita, pastinya saya tidak mungkin mempelajarinya sendiri, meskipun sebenarnya bisa saja dengan membeli buku. Alhasil, saya pun mengambil kursus bahasa Perancis pada Desember 2013. 

Dengan intensitas pertemuan seminggu dua kali, cukuplah untuk sekadar mengenal salah satu bahasa yang wajib dikuasai di lingkup Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tersebut. Mempelajari bahasa baru ternyata membuat saya refresh setelah bekerja seharian di salah satu radio di Kota Surabaya saat itu, meski ada banyak sekali kosakata baru yang kedengaran aneh bagi orang Indonesia.

Seiring berjalannya waktu, kelas pemula untuk bahasa Perancis pun berakhir. Beberapa teman memilih untuk beristirahat dulu. Ada juga yang merasa tak sanggup untuk melanjutkan ke kelas berikutnya. Yang tersisa hanya dua-tiga orang yang ingin meneruskan ke level selanjutnya, termasuk saya. Ternyata membangun semangat untuk belajar hal yang "tak wajar" itu membutuhkan energi yang cukup besar.

Selain kerap mendapatkan pertanyaan nyeleneh seperti contoh percakapan di atas, teman seperjuangan cukup menentukan langkah selanjutnya sehubungan kursus bahasa asing. Hal itu dikarenakan teman inilah yang akan menjadi partner berdiskusi dalam banyak hal, seperti mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari serta membagikan beragam informasi.

Ada sejumlah hal menarik yang saya peroleh dari belajar bahasa asing, di antaranya:

Pentingnya Saling Berbagi

Dari segi literatur, untuk bisa menemukan buku-buku bahasa Perancis di Indonesia bisa dikatakan cukup sulit. Berkat teman seperjuangan ini juga, akhirnya saya berani untuk keluar-masuk toko buku bekas demi berburu kamus bahasa Perancis. Meski tak bisa mendapatkan Kamus Oxford Inggris-Perancis seperti milik salahseorang teman, perjuangan saya membuahkan hasil dengan menemukan Kamus Larousse untuk Anak-Anak secara tak sengaja. Oya, di kamus ini juga ada coretan tangan bertulisan "Paris".  Dugaan saya, dulu kamus ini merupakan milik seorang anak Indonesia yang berkesempatan melanjutkan pendidikan ke kota mode dunia.

Pengenalan Karakter Diri dalam Mempelajari Sesuatu

Dari teman-teman seperjuangan ini juga, biasanya saya mendapatkan referensi beragam buku, film dan lagu berbahasa Perancis. Ketiga hal tersebut sangat membantu dalam proses pembelajaran bahasa, tentu ditambah dengan penyesuaian karakter individu. 

Penyesuaian ini sangat penting karena ada orang yang lebih mudah menyerap materi melalui tulisan yang dibaca, ada juga orang yang lebih nyaman belajar dengan cara mendengarkan, dan ada orang yang lebih cepat menyerap kosakata melalui audio visual.

Kalau sudah mengetahui diri kita lebih mudah menyerap sesuatu melalui media apa, hal ini akan memudahkan kita dalam pencarian sumber informasi selanjutnya. Orang yang suka membaca bisa mulai keluar-masuk toko loak maupun toko buku online untuk mencari buku-buku Perancis. 

Orang yang gemar mendengarkan lagu dan menyanyikannya dapat mencari koleksi lagu-lagu berbahasa Perancis di perpustakaan pusat kebudayaan maupun searching di Youtube. Sementara orang yang gemar menonton film bisa menyewa DVD di perpustakaan pusat kebudayaan maupun mengunduh film di internet. 

Beberapa penyedia layanan film juga menyimpan sejumlah koleksi film berbahasa Perancis yang menarik. Entah film itu memang menggunakan bahasa Perancis, maupun film yang aslinya berbahasa Inggris kemudian disulihsuarakan ulang ke dalam bahasa Perancis, seperti film-film keluaran Disney.

Karena saya lebih peka dengan audio, saya memilih media lagu sebagai sarana belajar. Dengan sering mendengarkan sambil menyimak lirik lagu, lebih mudah bagi saya untuk mengenal kosakata dan memaknainya. Kalau sudah cukup hafal, biasanya keisengan pun dimulai dengan membuat cover lagu. Saat proses membuat cover inilah, kemampuan berbahasa dan bermusik pun dijalankan secara bersamaan. Sekali berkarya, dua hal sekaligus dapat dieksplorasi, meski dengan cara yang sederhana, yakni akustik, seperti video-video berikut:


Jangan Takut Bersuara

Belajar sendiri sudah dilakukan tetapi kurang lengkap rasanya kalau tidak mempraktikkannya bersama orang lain. Berhubung penutur bahasa Perancis tergolong langka di Indonesia, kembali lagi, teman-teman seperjuanganlah yang menjadi jujugan awal saya. Bersama merekalah, saya bisa mengobrol dengan bahasa Perancis. Kalau beruntung ada kesempatan liputan dengan bule Perancis, sikat saja!

Rasa malu serta takut salah dalam penggunaan grammar dan pengucapan tentu pernah terbesit. Namun kalau memang mau mempelajari bahasa asing dengan maksimal, sebaiknya abaikan dulu dua hal tersebut. Yang penting, ngomong aja! Selama lawan bicara bisa mengerti apa yang kita maksud, berarti aman. Grammar dan pronunciation bisa dibenahi sambil terus praktik.

Kesempatan berfoto dengan La Directrice Commerciale chez CLE International, Madame Evelyne Mazallon (kiri) dan mahasiswi program master asal Prancis yang sedang praktik mengajar di IFI Bandung, Mademoiselle Marie (kanan) (foto: Luana Yunaneva)
Kesempatan berfoto dengan La Directrice Commerciale chez CLE International, Madame Evelyne Mazallon (kiri) dan mahasiswi program master asal Prancis yang sedang praktik mengajar di IFI Bandung, Mademoiselle Marie (kanan) (foto: Luana Yunaneva)
 Beberapa hal menarik di atas tentu tak hanya berlaku bagi saya yang mempelajari bahasa Perancis. Bahasa asing lainnya tentu tak kalah menarik untuk dipelajari berkat keunikannya masing-masing. Nah, sekarang gantian ya, bahasa asing apa yang pernah teman-teman pelajari dan pengalaman menarik apa yang kalian jumpai pada saat belajar bahasa asing tersebut? Cerita di kolom komen di bawah yaaaa....

 

Kediri, 6 April 2018

Luana Yunaneva

Sebelumnya tulisan ini telah dipublikasikan di blog pribadi penulis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun