Mohon tunggu...
L S P 3 I
L S P 3 I Mohon Tunggu... Lembaga Studi Pengkajian dan Pengembangan Pendidikan Indonesia (Institute for Policy Research and Development study Indonesian Education), adalah organisasi non profit pendidikan yang bergerak di bidang KAJIAN, STUDI & RISET.Tujuannya mewujudkan tatanan pendidikan Tinggi Indonesia yang berpegang kepada nilai-nilai peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional dan global.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Lembaga Studi Pengkajian dan Pengembangan Pendidikan Indonesia "untuk pengembangan dan kemajuan pendidikan tinggi Indonesia"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pentingnya Pendidikan dan Pembelajaran Progresif di Kampus Kekinian

6 Juli 2019   13:24 Diperbarui: 6 Juli 2019   13:30 689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan adalah "segala perbuatan yang etis, kreatif, sistematis dan intensional, dibantu oleh metode dan tehnik ilmiah, diarahkan pada pencapain tujuan pendidikan tertentu".

Salah satu cara mempersiapkan generasi masa depan adalah dengan menciptakannya.

Salah satu jalan untuk meramalkan masa depan adalah mengendalikan masa depan dengan menciptakan masa depan itu sendiri. Masa depan sejatinya penuh dengan ketidakpastian. Tak seorang pun mampu memperkirakan masa depan secara valid. Kejutan-kejutan selalu muncul di luar kalkulasi akal manusia.

Menciptakan masa depan yang lebih baik adalah cita-cita semua orang. Karenanya setiap orang belajar, sebagai sebuah upaya perwujudan cita-cita. Kampus sebagai tempat belajar sejatinya mengemban tugas yang berat yakni mewujudkan cita-cita pembelajar sebagai sebuah upaya pemanusian manusia. Artinya Kampus harus futuristik dalam pendidikan dan pembelajaran, bukan menjajakan sesuatu yang telah basi atau sesuatu yang tidak berguna bagi masa depan karena telah usang.

Merevolusi pembelajaran di kampus sama halnya dengan mendesain pendidikan masa depan. Kampus harus mampu meninggalkan sistem pendidikan tradisional yang sudah kedaluwarsa. Tak dipungkiri jika di kampus kita masih banyak mempraktikkan model pembelajaran abad ke-19 yang memiliki beberapa kekurangan antara lain; kehilangan konteks dengan dunia nyata, kurang menghargai kemajemukan mahasiswa, dan terpusat pada dosen. Bahkan dari sisi fasilitas, masih banyak kampus di tanah air jauh dari standar pelayanan minimal pendidikan yang ditetapkan oleh pemerintah, khususnya kampus swasta pinggiran.

Pendidikan sebagai ikhtiar sistematis guna meningkatkan ability sumberdaya manusia, merupakan faktor determinan yang paling penting dalam kemajuan bangsa dan negara di masa mendatang. Kampus kekinian dituntut untuk dapat mempersiapkan lulusannya menguasai jenis pekerjaan baru di masa depan (future jobs). Para mahasiswa dan lulusan harus mulai menguasai literasi baru di era ini, yakni literasi data, literasi teknologi, dan literasi manusia .

Literasi baru merupakan bagian dari Revolusi Industri 4.0. Literasi baru ini juga berguna mendorong implementasi untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat (lifelong learner). 

Lifelong learning merupakan implementasi dalam dunia pendidikan tinggi yang diharapkan mampu mendorong pendidikan tetap relevan sesuai dengan perkembangan zaman.

Guna menghadapi dunia kerja kekinian, tidak hanya sekedar gelar saja, diperlukan soft skills, terutama kemampuan system thinking, kolaborasi dalam tim lintas profesi, serta leadership dan followership yang proporsional. Untuk mewujudkan hal tersebur dibutuhkan sistem pembelajaran dan pendidikan progresif

Metode pendidikan dan pembelajaran progresivitas dalam pendidikan saat ini, sebuah metode yang  yang disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan zaman. Modern atau disebut juga progresif adalah Diadakanya Perombakan dalam prosedur-prosedur pengajaran yang lebih efektif.

Sistem pendidikan dan pembelajaran progresif adalah satu kesatuan unsur-unsur yang merupakan keseluruhan yang organis dari pada usaha untuk mewujudkan pendidikan untuk mencapai tujuan berdasarkan pada perkembangan dan kebutuhan zaman serta sesuai dengan jiwa (bakat dan minat) serta bentuk kurikulum yang dicanangkan.

Konsep pendidikan progresif yaitu pendidikan menyentuh setiap aspek kehidupan peserta didik, pendidikan merupakan proses belajar yang terus menerus, pendidikan dipengaruhi oleh kondisi-kondisi dan pengalaman, baik di dalam maupun di luar situasi sekolah, pendidikan dipersyarati oleh kemampuan dan minat peserta didik, juga tepat tidaknya situasi belajar dan efektif tidaknya cara mengajar.

Sisten pendidikan progresif berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban peserta didik yang bermartabat dan mencerdaskan, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis serta bertanggungjawab.

Sistem Pendidikan progresif pada dasarnya berfungsi memberikan kaitan antara peserta didik dengan lingkungan sosial kulturalnya yang terus berubah dengan cepat.

Fungsi pendidikan progresif terdiri dari tiga bagian:

Sosialisasi : Sebagai lembaga sosialisasi, pendidikan adalah wahana bagi integrasi peserta didik ke dalam nilai-nilai kelompok atau nasional yang dominan.

Pembelajaran (schooling): Mempersiapkan mereka untuk mencapai dan menduduki posisi sosial-ekonomi tertentu dan karena itu, pembelajaran harus dapat membekali peserta didik dengan kualifikasi-kualifikasi pekerjaan dan profesi yang akan membuat mereka mampu memainkan peran sosial-ekonomi dalam masyarakat.

Pendidikan (education). Pendidikan merupakan 'education' untuk menciptakan kelompok elit yang pada gilirannya akan memberikan sumbangan besar bagi kemajuan peradaban.

Metode pembelajaran pendidikan progresif

Pendidikan progresif  merupakan pendidikan yang memberikan kebebasan pada peserta didik dalam belajar. Peserta didik diberikan kesempatan untuk membangun pengetahuan sendiri dengan melakukan, menemukan, dan menyimpulkan suatu pengetahuan dengan bimbingan dosen. Tujuannya, tentu saja agar peserta didik memiliki kemampuan memecahkan masalahnya sendiri.

Pengetahuan dan kebenaran itu bersifat tidak tetap. Bisa saja kebenaran yang ada sekarang belum tentu benar pada masa yang akan datang sehingga peserta didik terus dilatih untuk memecahkan masalah. Pada dasarnya, peserta didik dianggap sebagai manusia yang merdeka. Dalam pembelajaran peserta didik tidak boleh diberi tekanan maupun diatur sesuai keinginan dosen.

Berikut adalah beberapa ajaran utama yang diterapkan dalam pendidikan progresif:

  1. Pendidikan adalah tentang mengembangkan aspek fisik, emosional dan intelektual peserta didik
  2. Kampus bukanlah lembaga yang tetap. Sebaliknya, ini adalah area peserta didik untuk bisa melakukan eksperimental. Tempat peserta didik terlibat dalam pembelajaran dengan melakukan berbagai hal
  3. Di ruang kelas, pendapat semua orang penting
  4. Kreativitas dan seni membantu peserta didik dalam perjalanan penemuan dan pemikiran independen.
  5. Sederhananya, progresivisme dalam pendidikan saat ini berusaha untuk mendidik peserta didik pada proses berpikir, bukan hanya mencari fakta atau mencari jawaban.
  6. Selain itu, progresivisme dalam pendidikan saat ini juga menantang gagasan bahwa ujian adalah ukuran akurat dari seorang anak yang terdidik.
  7. Partisipasi aktif dalam proyek adalah inti dari pendidikan progresif, yang bertujuan untuk membantu peserta didik belajar berdasarkan pengalaman.
  8. Belajar dengan pengalaman membantu memaksimalkan apa yang diserap peserta didik dalam waktu terbatas. Dengan terlibat dalam tugas yang menuntut aplikasi pengetahuan, peserta didik dapat lebih memahami apa yang mereka lakukan.

Karakteristik pendidikan progresif

Berikut ciri-ciri kunci pendidikan progresif

  1. Kegiatan perkuliahan di kampus  tidak hanya dianggap sebagai fase yang harus dilewati oleh peserta didik, namun bagian dari kehidupan
  2. Peserta didik secara proaktif berpartisipasi dalam tugas, memecahkan masalah, dan merencanakan ke depan
  3. Orangtua sangat dilibatkan. Orangtua bisa membantu peserta didik untuk mencari tahu apa tujuan, merencanakan ke depan, dan membantu dalam proses belajar
  4. Komunitas adalah bagian lain dari kelas
  5. Semua staf berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan
  6. Belajar itu dianggap sebagai multi-dimensi, seperti spiral. Tujuannya adalah untuk memperluas dan memperdalam ruang lingkup pembelajaran
  7. Bermain, mengalami situasi yang berbeda dan bersosialisasi dengan orang lain sehingga memungkinkan semua peserta didik untuk mendapatkan pengetahuan
  8. Pertanyaan-pertanyaan utama yang ditanyakan adalah arahan utama untuk apa yang mereka pelajari
  9. peserta didik memahami bagaimana subjek saling berhubungan satu sama lain karena mereka bergabung
  10. Sistem evaluasi didasarkan pada beragam tolok ukur, muncul dalam berbagai bentuk, dan berdasarkan kemajuan peserta didik itu sendiri
  11. Sukses berarti belajar dan secara bertahap mempraktikkan apa yang telah dipelajari melalui bekerja sama dengan orang lain
  12. Kecerdasan dipandang sebagai berbagai tema, termasuk kegiatan artistik, dan diukur dengan menyelesaikan masalah dunia nyata
  13. Kampus merupakan bagian hidup yang menyenangkan.
  14. Perbedaan utama peran dosen

Salah satu perbedaan utama dalam progresivisme pendidikan adalah dilihat dari peran dosen sebagai tenaga pengajar dan pendidik. Biasanya, sistem pengajaran yang dilakukan oleh dosen dengan cara membahas sebuah topik kemudian menjelaskannya. Selanjutnya, dosen akan menulis beberapa poin penting. Di mana kondisi ini mengharusnya peserta didik memusatkan perhatian pada dosen untuk mendapatkan pengetahuan.

Sementara, seorang dosen dalam pendidikan progresif biasanya akan berperan lebih dari seorang koordinator. Dosen biasanya akan duduk bersama di meja dengan maksimal delapan siswa, membantu mereka dalam berpikir dan menantang peserta didik untuk bisa berpikir dan mengeluarkan pendapat mereka

Dengan sistem pembelajaran seperti ini, sebenarnya ada dua keuntungan utama, di mana dosen bisa mengenal peserta didik dengan lebih baik lagi.

Cara ini menyediakan ruang aman untuk peserta didik bisa belajar berdiskusi. Bahkan untuk peserta didik paling pemalu atau bahkan terlemah sekalipun memiliki kesempatan berbicara, mengungkapkan apa yang ada di dalam pikiran mereka.

Dosen mengetahui apabila ada peserta didik yang merasa khawatir atau merasa tidak aman. Dengan demikian, para dosen bisa lebih cepat tanggap dan menolong untuk mendapatkan jalan keluar dengan cara lebih personal.

Manfaat Progresivisme dalam Pendidikan saat ini

Hal ini memungkinkan peserta didik untuk terpapar dengan situasi dunia nyata. Progresivisme dalam pendidikan saat ini membantu peserta didik menguasai beberapa keterampilan penting yang dibutuhkan di dunia kerja kekinian.

Ini tentu saja termasuk melatih mereka untuk bisa bekerja sama dengan teman satu tim, berpikir kritis sebelum melakukan sesuatu, menggunakan cara kreatif menyelesaikan masalah dan mampu berkontribusi secara mandiri. Semua keterampilan ini akan membantu mereka setelah mereka memasuki dunia kerja setelah lulus.

Model pembelajaran progresivisme dalam pendidikan saat ini juga akan menumbuhkan semangat untuk mempelajari hal-hal baru. Ini adalah sikap penting dan perlu dimiliki peserta didik karena menjadikan kampus bagian dari kehidupan mereka. Bukan sekadar 'fase' yang mereka harus lakukan selama 4-5 tahun hingga mereka lulus. Mengapa?

Satu-satunya yang konstan di dunia ini adalah perubahan yang begitu cepat. Serta keinginan kita akan terus berubah. Untuk beradaptasi, peserta didik pun perlu memiliki rasa haus akan pengetahuan, bahkan setelah mereka lulus.

Membangun inovasi dan berkolaborasi adalah bagian terpenting dalam abad digital, yang terus mengalami perubahan secara dinamis dari waktu ke waktu. Kampus dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan metode pendidikan dan pembelajarannya guna membekali peserta didik dengan kompetensi (keterampilan dan keahlian) yang sesuai dengan tuntutan zaman.

Sebagai penutup, tentu hal yang menarik bila kita kembali merenungkan pernyataan Einstein si penemu teori relativitas, "Logic will get You from A to B, but Imagination will take You Everywhere". Dan kini kita tengah menggunakan pendekatan logika yang tidak imajinatif, dalam menumbuhkan ilmu pengetahuan yang tidak berbatas.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun