Karakteristik pendidikan progresif
Berikut ciri-ciri kunci pendidikan progresif
- Kegiatan perkuliahan di kampus  tidak hanya dianggap sebagai fase yang harus dilewati oleh peserta didik, namun bagian dari kehidupan
- Peserta didik secara proaktif berpartisipasi dalam tugas, memecahkan masalah, dan merencanakan ke depan
- Orangtua sangat dilibatkan. Orangtua bisa membantu peserta didik untuk mencari tahu apa tujuan, merencanakan ke depan, dan membantu dalam proses belajar
- Komunitas adalah bagian lain dari kelas
- Semua staf berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan
- Belajar itu dianggap sebagai multi-dimensi, seperti spiral. Tujuannya adalah untuk memperluas dan memperdalam ruang lingkup pembelajaran
- Bermain, mengalami situasi yang berbeda dan bersosialisasi dengan orang lain sehingga memungkinkan semua peserta didik untuk mendapatkan pengetahuan
- Pertanyaan-pertanyaan utama yang ditanyakan adalah arahan utama untuk apa yang mereka pelajari
- peserta didik memahami bagaimana subjek saling berhubungan satu sama lain karena mereka bergabung
- Sistem evaluasi didasarkan pada beragam tolok ukur, muncul dalam berbagai bentuk, dan berdasarkan kemajuan peserta didik itu sendiri
- Sukses berarti belajar dan secara bertahap mempraktikkan apa yang telah dipelajari melalui bekerja sama dengan orang lain
- Kecerdasan dipandang sebagai berbagai tema, termasuk kegiatan artistik, dan diukur dengan menyelesaikan masalah dunia nyata
- Kampus merupakan bagian hidup yang menyenangkan.
- Perbedaan utama peran dosen
Salah satu perbedaan utama dalam progresivisme pendidikan adalah dilihat dari peran dosen sebagai tenaga pengajar dan pendidik. Biasanya, sistem pengajaran yang dilakukan oleh dosen dengan cara membahas sebuah topik kemudian menjelaskannya. Selanjutnya, dosen akan menulis beberapa poin penting. Di mana kondisi ini mengharusnya peserta didik memusatkan perhatian pada dosen untuk mendapatkan pengetahuan.
Sementara, seorang dosen dalam pendidikan progresif biasanya akan berperan lebih dari seorang koordinator. Dosen biasanya akan duduk bersama di meja dengan maksimal delapan siswa, membantu mereka dalam berpikir dan menantang peserta didik untuk bisa berpikir dan mengeluarkan pendapat mereka
Dengan sistem pembelajaran seperti ini, sebenarnya ada dua keuntungan utama, di mana dosen bisa mengenal peserta didik dengan lebih baik lagi.
Cara ini menyediakan ruang aman untuk peserta didik bisa belajar berdiskusi. Bahkan untuk peserta didik paling pemalu atau bahkan terlemah sekalipun memiliki kesempatan berbicara, mengungkapkan apa yang ada di dalam pikiran mereka.
Dosen mengetahui apabila ada peserta didik yang merasa khawatir atau merasa tidak aman. Dengan demikian, para dosen bisa lebih cepat tanggap dan menolong untuk mendapatkan jalan keluar dengan cara lebih personal.
Manfaat Progresivisme dalam Pendidikan saat ini
Hal ini memungkinkan peserta didik untuk terpapar dengan situasi dunia nyata. Progresivisme dalam pendidikan saat ini membantu peserta didik menguasai beberapa keterampilan penting yang dibutuhkan di dunia kerja kekinian.
Ini tentu saja termasuk melatih mereka untuk bisa bekerja sama dengan teman satu tim, berpikir kritis sebelum melakukan sesuatu, menggunakan cara kreatif menyelesaikan masalah dan mampu berkontribusi secara mandiri. Semua keterampilan ini akan membantu mereka setelah mereka memasuki dunia kerja setelah lulus.
Model pembelajaran progresivisme dalam pendidikan saat ini juga akan menumbuhkan semangat untuk mempelajari hal-hal baru. Ini adalah sikap penting dan perlu dimiliki peserta didik karena menjadikan kampus bagian dari kehidupan mereka. Bukan sekadar 'fase' yang mereka harus lakukan selama 4-5 tahun hingga mereka lulus. Mengapa?