Mohon tunggu...
Mezaro Power
Mezaro Power Mohon Tunggu... Konsultan - Motivasi, Inspirasi dan Kreasi (www.mezaropower.com)
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jujur (bicara apa adanya), Tegas dan Bertanggung Jawab, visit : www.mezaropower.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hebatnya Orang Jawa dan Orang Nias "Ayo Kita Belajar"

30 Oktober 2019   07:32 Diperbarui: 30 Oktober 2019   08:21 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kali ini kita mencoba belajar pada orang Jawa dan Orang Nias, kapan-kapan, kita juga belajar pada orang Batak, Madura, Sunda, dll.

Hal yang amat menonjol di orang Jawa adalah tata komunikasinya yang tidak frontal, tidak agresif dan lebih kalem. Sebaliknya hal yang paling menonjol pada orang Nias adalah keberaniannya dan keterbukaanya tetapi dibalik penonjolan sifat kedua suku di atas ada sesuatu yang perlu kita perhatikan adalah sebagai berikut :

Orang Jawa dan orang Nias sama-sama tidak beranggapan bahwa mereka adalah yang terbaik, mereka selalu belajar dan terus belajar, apalagi orang Jawa, gaya gotong royongnya juga sangat kuat, orang Nias juga demikian, itu sebabnya di Nias dikenal yang namanya Falulu Fohalowo (saling membantu) utamanya di desa-desa.

Sikap orang Jawa yang lebih kalem sesungguhnya di dalam dirinya menyimpan sejuta misteri, itu sebabnya orang Jawa tidak mudah berkata-kata sebab ia selalu berpikir dalam sebelum ia bertindak, sesungguhnya di Nias juga ada demikian dan dikenal dengan istilah "Ta'angeraigo Ua" artinya "Kita Pikirkan Dulu".

Tingkat toleransi orang Jawa, mungkin yang tertinggi di Indonesia, orang Jawa ada dimana-mana dan atau di seluruh dunia. Gambaran orang Jawa yang sesungguhnya terlihat jelas dalam kehidupan presiden Jokowi yang kalem, santai dan selalu hati-hati.

Terjadi sinkronisasi dan kolaborasi yang sangat menonjol, orang Nias sesungguhnya mengenal unggah-ungguh "bhs Jawa" dan lagu-lagu sisokhi "bhs. Nias" yang artinya "tata krama". Itu sebabnya, orang Nias sangat hormat pada orang Jawa sebab sesungguhnya orang Nias amat memahami yang namanya unggah-ungguh, khususnya orang Nias yang ada di Tanah Jawa, yang lain juga bagus.

Penonjolan kolaborasi antara orang Jawa dan orang Nias amat terlihat di masa pemerintahan Jokowi (Joko Widodo). Profesor Yasona Laoly menjadi menteri kedua kalinya dalam periode pemerintahan kedua Jokowi, hal ini menunjukkan bahwa orang Nias tahu persis bagaimana mengkolaborasikan dirinya dengan orang Jawa, hahahaha.

Sikap orang Nias yang berani dan terbuka, ternyata dapat dilihat bsecara positif  oleh Presiden Jokowi dan kita lihat terjadi kolaborasi yang sangat bagus di zaman pemerintahan Jokowi dimana orang Nias menjadi menteri Hukum dan HAM dan 1 (satu) orang wakil menteri Suahasil Nazara.

Di Nias dikenal yang namanya, "Taria Fandoli Falo Alulu dan Taria Fo'alulua Falo Aetu" artinya kadang-kadang harus tegas bahkan keras tetapi juga jangan terlalu keras, ya kadang-kadang dibuat longgar (fleksibel) agar tidak PUTUS talinya, dibaratkan. Penjelasan peribahasa di atas, Yasona Laoly tahu persis akan hal ini dan itulah yang menjadikannya dipinang kembali oleh Jokowi. ......, kata lainnya "ifaogo mbulunia".....ngikut arus sambil mawas diri.

Kehadiran orang Nias, menjadi menteri di pemerintahan Jokowi hingga dua periode adalah sebuah sejarah yang harusnya berkelanjutan. Ternyata keberanian dan keterbukaan orang Nias dapat tertuntun dengan positif sebab direm oleh kata-kata yang biasa diucapkan di bahasa Nias yaitu "boi falawa-lawa wo nogu" artiya "jangan melawan arus, jangan buat tandingan", nah, Yasona Laoly terkesan memahami pesan nda tuada (para nenek/kakek) di Nias.

Hebatnya orang Jawa di kelemah lembutan dan tata komunikasinya dikolaborasikan dengan keberanian dan keterbukaan orang Nias sehingga dua anak manusia ini jika terus disandingkan sangat baik amat. Itu sebabnya, akhir-akhir ini banyak orang Nias jatuh cinta pada orang Jawa dan sebaliknya, hehehehhe.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun