Mohon tunggu...
Tri Lokon
Tri Lokon Mohon Tunggu... Human Resources - Karyawan Swasta

Suka fotografi, traveling, sastra, kuliner, dan menulis wisata di samping giat di yayasan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Berpelesir ke Timika, Jangan Lupa Bawa Oleh-oleh Ini

20 Mei 2019   21:24 Diperbarui: 21 Mei 2019   04:06 827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Noken Tas Khas Papua (Dokumen Pribadi)

Pak Otto, Menggiling Biji Kopi Arabika (Dokumen Pribadi)
Pak Otto, Menggiling Biji Kopi Arabika (Dokumen Pribadi)
Kopi Amungme andalan oleh-oleh dari Timika (Dokumen Pribadi)
Kopi Amungme andalan oleh-oleh dari Timika (Dokumen Pribadi)
PT Freeport sangat peduli terhadap peningkatan kapasitas masyarakat, khususnya Suku Amungme dan Kamoro serta suku-suku pedalaman lainnya. Program yang sudah dibuat oleh PTFI meliputi bidang Kesehatan, Pendidikan, Ekonomi, Infrastruktur dan Budaya Agama. Itu program CSR Freeport.

Kopi Amungme adalah salah satu kepedulian PTFI. Aroma dan cita rasa kopi arabika ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan atau pembeli.

"Bau kopinya tahan lama. Pahitnya kopi bila disedu, membuat hangat tubuh. Itulah kopi ini cepat habis diborong pembeli. Setiap bulan bijih kopi dikirim dari pegunungan dengan helikopter, saking larisnya" lanjut pak Otto.

Biji Kopi Arabika Petani Amungme (Dokumen Pribadi)
Biji Kopi Arabika Petani Amungme (Dokumen Pribadi)
Satu bungkus, baik yang masih biji maupun yang sudah digiling halus, berkapasitas 250 gram dijual dengan harga 50 ribu. Kami beli 10 bungkus untuk dibawa sebagai oleh-oleh dari Timika. Kami beli di Koperasi Amungme dekat bandara. Katanya sih, lebih murah dibandingkan di supermarket.

Noken, tas khas Papua, sempat saya lirik untuk saya bawa sebagai oleh-oleh dari Timika. Apalagi, kerajinan tangan khas Papua itu pembuatannya lama dan butuh ketelitian, dan memadukan seni dan komposisi warnanya indah. 

Satu tas Noken harganya bisa mencapai 300 ribu. Berhadapan dengan mama-mama penjual tas Noken, sebaiknya tidak usah menawar. Itulah keunikan masyarakat Papua dalam menjual barang.

CSR Freeport Bidang Pendidikan (Dokumen Pribadi)
CSR Freeport Bidang Pendidikan (Dokumen Pribadi)
Aksi Bocah Kamoro (Dokumen Pribadi)
Aksi Bocah Kamoro (Dokumen Pribadi)
Masih banyak cerita di kota pendukung Freeport ini. Masyarakat Timika berasal dari berbagai daerah dan rasanya tepat kalau miniatur Indonesia ada di kota Timika. Tak heran, saat mencari kuliner, wisatawan tergantung suka makan dan masakan apa. 

Kalau di Timika, orang berjualan Angkringan, Bakso, Tempe Penyet, Lamongan, Rawon, Bebek Goreng, Masakan Danau Toba, Soto Konro, Minahasa, Restoran Seafood, KFC, AW, dan lainnya.

Kantor Koperasi Anungme Gold Coffee (Dokumentasi Pribadi)
Kantor Koperasi Anungme Gold Coffee (Dokumentasi Pribadi)
Pak Otto asyik menggiling biji kopi (Dokumen Pribadi)
Pak Otto asyik menggiling biji kopi (Dokumen Pribadi)
Kehadiran aneka macan makanan menandakan bahwa Timika dihuni tak hanya masyarakat suku Papua seperti Amungme, Kamoro, Moni, Dani, Nduga, Damai dan Lanny, tetapi dari Toraja, Batak, Manado, Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogya, Sunda, Batak, Bugis, Ambon, Kei, Flores dan lainnya seakan bisa disebut, miniatur Indonesia ada di Timika.

Salam Koteka. Salam Traveling.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun