Mohon tunggu...
Tri Lokon
Tri Lokon Mohon Tunggu... Human Resources - Karyawan Swasta

Suka fotografi, traveling, sastra, kuliner, dan menulis wisata di samping giat di yayasan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Khusuknya Mengikuti "Vigili" Paskah di Pertapaan Gedono

22 April 2019   09:27 Diperbarui: 22 April 2019   16:13 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Api Lilin Paskah dinyalakan dari api unggun (dokumentasi pribadi)

Bentuk kapel Pertapaan Gedono memiliki tempat duduk seperti huruf L, yang terbagi satu sisi untuk para suster dan sisi lainnya untuk umat. Konon, Romo Mangunwijaya adalah arsitek biara pertapaan ini dan tahun 1993 mendapat penghargaan dari IAI Nasional.

Mengikuti Vigili Paskah di pertapaan Gedono bagi saya merupakan hal yang membuat hati bahagia, tidak sia-sia, meski harus menahan kantuk. Tak hanya itu, mata hati saya terbuka tentang makna "selamat pagi" dan bagaimana mengawali hidup ini selanjutnya.

Komuni Suci (dokumentasi pribadi)
Komuni Suci (dokumentasi pribadi)

Cerita tentang Yesus yang bangkit pagi-pagi buta, kendatipun diwarnai dengan interpretasi antara kenyataan dan fiksi oleh para murid-Nya, tidak mengurangi esensi "pagi" sebagai waktu mulainya sebuah kehidupan. Toh pada akhirnya semua murid menjadi percaya pada kebangkitan setelah Yesus menampakan diri di berbagai kesempatan.

Pagi-pagi tak hanya menstimulus nafsu "survive", tetapi menjadi "kompas" relasi vertikal dengan Tuhan dan horizontal dengan sesama. Dengan demikian malam yang gelap pun menjadi penentu sikap moral dan teologis di pagi hari. 

Kurangnya "Iman" (beriman) dapat mengakibatkan keraguan atau ketidakpercayaan (sebagaimana dalam ateisme dan agnostisisme: penghujatan atau murtad). Demikian pun kurangnya "harapan" dapat mengakibatkan sikap sinis atau putus asa. Dan yang terakhir kurangnya "kasih" dapat mengakibatkan kebencian, kemarahan atau ketidakpedulian. 

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi

Liturgi Ekaristi (dokumentasi pribadi)
Liturgi Ekaristi (dokumentasi pribadi)

Setelah berkat penutup, semua umat yang hadir dalam Vigili Paskah dijamu oleh para suster dengan susu coklat dan aneka macam kukis buatan para suster.

Dalam hidup keseharian para suster rubiah di Pertapaan Gedono menjalani hidup dengan misi doa dan kerja tangan sesuai dengan semangat hidup Santo Benediktus. 

Kerja tangan yang mereka lakukan, misalnya mengelola perkebunan sayur dan rumah tangga pertapaan, serta memproduksi hosti, selai, sirup, kue, kefir (semacam yoghurt), dan kartu rohani, yang menjadikan mereka mampu menafkahi hidup sendiri dari hasil pemasarannya (sumber: Wikipedia).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun