Mohon tunggu...
Tri Lokon
Tri Lokon Mohon Tunggu... Human Resources - Karyawan Swasta

Suka fotografi, traveling, sastra, kuliner, dan menulis wisata di samping giat di yayasan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Khusuknya Mengikuti "Vigili" Paskah di Pertapaan Gedono

22 April 2019   09:27 Diperbarui: 22 April 2019   16:13 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Api Lilin Paskah dinyalakan dari api unggun (dokumentasi pribadi)

"Penebusan dan pertobatan adalah tema sentral dalam perayaan vigili (tirakatan) Paskah Malam ini" ucap Pastur saat mengawali upacara Sabtu Paskah. "Mulai dari bacaan ketiga sudah menonjolkan karya penebusan yang dimulai dari Mesir, tentang kisah pembebasan umat Israel dari perbudakan Firaun. Sedangkan puncak penebusan umat manusia terjadi dalam Perjanjian Baru yang diperankan oleh Yesus sendiri" lanjutnya.

"Dalam karya penebusan ini selalu ada kaitan dengan pertobatan. Hanya dengan pertobatan karya keselamatan dapat terealisir. Tuhan menawarkan penebusan, Manusia meresponnya melalui pertobatan" simpul Pastur menjelaskan misteri keselamatan Allah.

Kali ini, (Sabtu, 20/4/2019) tiba-tiba saya tertarik untuk merayakan Paskah bukan di gereja kota besar yang banyak umatnya, dengan kemeriahan oleh koor yang hebat, tetapi di sebuah kapel kecil di lereng Gunung Merbabu sebelah Timur yang sepi dan dingin.

Imam Memberkati Lilin Paskah (dokumentasi pribadi)
Imam Memberkati Lilin Paskah (dokumentasi pribadi)

Dari cahaya Kristud, umat menyalakan lilin (dokumentasi pribadi)
Dari cahaya Kristud, umat menyalakan lilin (dokumentasi pribadi)

Dengan mengendarai mobil berkapasitas 8 penumpang, saya, adik saya dan suaminya, kakak saya dan temannya, meninggalkan Semarang sekitar pukul 20.30 WIB. Kami akan menuju ke Pertapaan Bunda Pemersatu Gedono, dusun Weru, Desa Jetak, Getasan, Kabupaten Semarang.

Meski misa dimulai pukul 22.30 WIB, namun kami berencana tiba lebih awal untuk mendapatkan tempat duduk di barisan depan. Maklum, Vigili Paskah Malam di pertapaan Gedono kini memiliki daya tarik tersendiri bagi umat dari berbagai kota dan daerah karena faktor keheningan, khusuk, dan aura kontemplatifnya terasa banget.

"Di biara rubiah ini, ritus liturgi vigili malam Paskah, dirayakan lengkap. Diawali dengan ritus cahaya, kemudian liturgi sabda dengan 9 bacaan, liturgi baptis, ekaristi dan diakhiri dengan berkat perutusan. Enggak masalah sekitar 4 jam upacaranya, yang jelas umat bisa mengikuti dengan hening dan kontemplatif" ujar kakak saya yang sudah beberapa kali ikut misa Paskah di biara ini.

Akses menuju ke pertapaan Gedono, makin lancar sejak ada jalan tol Semarang ke Salatiga. Tak kurang dari satu jam, mobil sudah "exit tol" di Tingkir dan kemudian mengikuti petunjuk ke arah pertapaan gedono milik suster-suster Trapis (OCSO).

Tetiba di biara, langsung disambut dinginnya udara dan kabut tipis yang turun dari lereng Gunung Merbabu (3.145 mdpl). Keheningan malam juga terasa di kompleks biara. Saya melihat beberapa umat, sebagian besar berjaket hangat, berdiri dan berkumpul di sekitar pintu gerbang, tempat prosesi paskah nanti dimulai.

Prosesi Lilin Paskah masuk ke Kapel (dokumentasi pribadi)
Prosesi Lilin Paskah masuk ke Kapel (dokumentasi pribadi)

Cahaya Kristus (dokumentasi pribadi)
Cahaya Kristus (dokumentasi pribadi)

"Ini lilinnya pak," seorang ibu, petugas dari biara suster, menghampiri saya dan memberikan sebuah lilin yang sudah dibalut dengan kertas penangkal lelehan lilin. Tak hanya saya dan rombongan yang mendapatkan lilin gratis, semua umat yang hadir malam itu diberi lilin. Lilin ini akan dinyalakan saat prosesi cahaya Kristus dan saat pembaharuan janji baptis.

"Semoga cahaya Kristus yang bangkit mulia menghalaukan kegelapan hati dan budi kita" kata Romo Mul, pemimpin upacara Vigili Paskah, sambil membuat tanda salib dan menyalakan api Lilin Paska yang dipegang oleh salah satu suster rubiah (pertapa) dengan api yang diambil dari api unggun yang telah terberkati.

Satu per satu umat yang sejak tadi mengelilingi api unggun menyalakan lilinnya dari api Lilin Paska, lambang Cahaya Kristus. Sesudah itu, umat melangkah satu per satu memasuki kapel mengikuti Imam dan para suster rahib lebih dahulu masuk ke kapel. Di dalam kapel, madah pujian Paskah (exultet) dikumandangkan karena Tuhan telah membebaskan bangsa Israel dari perbudakan Mesir.

Madah Pujian Paskah (dokumentasi pribadi)
Madah Pujian Paskah (dokumentasi pribadi)

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi

"Merayakan Paskah, selain mengenang karya keselamatan Allah bahwa Yesus yang wafat disalib, kini telah bangkit untuk menebus dosa-dosa kita. Tetapi juga, membangun sikap rohani (spiritual) kita bahwa kebangkitan Yesus memberi asa di hari ini dan masa depan. Ingat sejelek apapun, seburuk apapun sesedih apapun masa lalu kita, Tuhan telah menebusnya melalui sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya" ucap Romo Mul dalam homilinya.

"Hari ini dan masa depan, tentu dalam terang kebangkitan Kristus dan pertobatan, menjadi iman, harapan dan kasih ketika masa depan kita selalu diisi dengan kebaikan-kebaikan yang dimulai sejak hari ini" pungkas Romo Mul.

Malam semakin larut dan tak terasa sudah memasuki dini hari. Para suster rubiah (rahib perempuan) yang berjumlah 40 mulai tampak mengikuti vigili paskah dengan khusuknya. Para suster pertapa ini duduknya tersendiri dan tidak dicampur oleh umat.

Suster Rubiah OCSO (dokumentasi pribadi)
Suster Rubiah OCSO (dokumentasi pribadi)

Bentuk kapel Pertapaan Gedono memiliki tempat duduk seperti huruf L, yang terbagi satu sisi untuk para suster dan sisi lainnya untuk umat. Konon, Romo Mangunwijaya adalah arsitek biara pertapaan ini dan tahun 1993 mendapat penghargaan dari IAI Nasional.

Mengikuti Vigili Paskah di pertapaan Gedono bagi saya merupakan hal yang membuat hati bahagia, tidak sia-sia, meski harus menahan kantuk. Tak hanya itu, mata hati saya terbuka tentang makna "selamat pagi" dan bagaimana mengawali hidup ini selanjutnya.

Komuni Suci (dokumentasi pribadi)
Komuni Suci (dokumentasi pribadi)

Cerita tentang Yesus yang bangkit pagi-pagi buta, kendatipun diwarnai dengan interpretasi antara kenyataan dan fiksi oleh para murid-Nya, tidak mengurangi esensi "pagi" sebagai waktu mulainya sebuah kehidupan. Toh pada akhirnya semua murid menjadi percaya pada kebangkitan setelah Yesus menampakan diri di berbagai kesempatan.

Pagi-pagi tak hanya menstimulus nafsu "survive", tetapi menjadi "kompas" relasi vertikal dengan Tuhan dan horizontal dengan sesama. Dengan demikian malam yang gelap pun menjadi penentu sikap moral dan teologis di pagi hari. 

Kurangnya "Iman" (beriman) dapat mengakibatkan keraguan atau ketidakpercayaan (sebagaimana dalam ateisme dan agnostisisme: penghujatan atau murtad). Demikian pun kurangnya "harapan" dapat mengakibatkan sikap sinis atau putus asa. Dan yang terakhir kurangnya "kasih" dapat mengakibatkan kebencian, kemarahan atau ketidakpedulian. 

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi

Liturgi Ekaristi (dokumentasi pribadi)
Liturgi Ekaristi (dokumentasi pribadi)

Setelah berkat penutup, semua umat yang hadir dalam Vigili Paskah dijamu oleh para suster dengan susu coklat dan aneka macam kukis buatan para suster.

Dalam hidup keseharian para suster rubiah di Pertapaan Gedono menjalani hidup dengan misi doa dan kerja tangan sesuai dengan semangat hidup Santo Benediktus. 

Kerja tangan yang mereka lakukan, misalnya mengelola perkebunan sayur dan rumah tangga pertapaan, serta memproduksi hosti, selai, sirup, kue, kefir (semacam yoghurt), dan kartu rohani, yang menjadikan mereka mampu menafkahi hidup sendiri dari hasil pemasarannya (sumber: Wikipedia).

Kami tiba di rumah sekitar pukul 03.15 pagi. Saat memasuki Salatiga, kami mencari kuliner "wedang ronde" untuk menghangatkan badan. Tapi, setelah mencari ke sana kemari, ternyata gerobak wedang ronde di pinggir jalan sudah tidak ada lagi.

Salam Paskah dan salam Kebangkitan Kristus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun