Mohon tunggu...
Julianda Boang Manalu
Julianda Boang Manalu Mohon Tunggu... ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam, Aceh

Penulis buku "Eksistensi Keuchik sebagai Hakim Perdamaian di Aceh".

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ada Apa di Ruang Ganti?

14 Oktober 2025   09:00 Diperbarui: 13 Oktober 2025   23:58 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Timnas Indonesia kalah 0-1 dari Irak pada Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Jeddah. (Foto: PSSI via KOMPAS.com)

Fenomena ini bukan hanya milik Indonesia. Hampir semua tim besar dunia pernah mengalami gejolak ruang ganti. 

Sir Alex Ferguson pernah melempar sepatu ke arah David Beckham setelah pertandingan Piala FA pada tahun 2003 --- sebuah insiden yang menjadi simbol betapa tegangnya atmosfer di balik pintu ruang ganti Manchester United kala itu (Ferguson, 2013). 

Lionel Messi dan Luis Enrique dikabarkan bersitegang pada awal musim 2015 di Barcelona, namun dari konflik itu justru lahir kekompakan yang membawa mereka meraih treble winner.

Dalam konteks tim nasional, tekanan itu berlipat ganda. Mereka tidak hanya mewakili klub, tetapi juga negara. Kritik dari media, tekanan dari publik, dan ekspektasi dari federasi semuanya menumpuk menjadi beban besar yang sering kali meledak di ruang ganti.

Sumardji, dalam pernyataannya, menegaskan bahwa perbedaan pendapat di ruang ganti adalah hal wajar. Ia bahkan menyebut bahwa "ruang ganti panas" bisa menjadi tanda bahwa para pemain memiliki semangat juang tinggi. 

Namun, masalahnya muncul ketika panas itu tidak lagi terkendali dan berubah menjadi konflik pribadi. Dalam situasi seperti itu, kemampuan pelatih dalam mengelola psikologi tim menjadi kunci utama.

Pelatih Patrick Kluivert, yang kini menjadi sorotan setelah hasil buruk melawan Arab Saudi dan Irak, berada di posisi yang sulit. Di satu sisi, ia harus bertanggung jawab atas hasil di lapangan. 

Di sisi lain, ia juga harus menjadi figur ayah bagi para pemain muda yang tengah didera tekanan publik. Ini bukan sekadar persoalan taktik, melainkan persoalan manajemen manusia.

Ruang ganti yang sehat bukan berarti tanpa konflik. Justru di sanalah konflik dibicarakan, bukan disembunyikan. 

Tapi perbedaan antara ruang ganti yang sehat dan yang berantakan terletak pada satu hal: rasa saling percaya. Ketika pemain tidak lagi percaya pada pelatih, atau ketika pelatih kehilangan kendali terhadap suasana emosional tim, maka ruang ganti bisa menjadi sumber kehancuran.

Ruang Ganti sebagai Cermin Bangsa

Jika kita melihat lebih dalam, ruang ganti bisa menjadi metafora dari kehidupan sosial kita. Di sana ada hierarki, ada kerja sama, ada perbedaan pendapat, dan ada ego yang harus dikendalikan demi tujuan bersama. Bukankah itu juga cerminan dari kehidupan berbangsa?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun