Kisah perselingkuhan antara seorang CEO dan kepala HRD yang tertangkap kamera sedang menonton konser Coldplay belum lama ini memang menghebohkan. Tidak hanya karena status dan posisi mereka di lingkungan profesional, tetapi juga karena hubungan mereka diketahui bukan sekadar kerja sama biasa.Â
Tiba-tiba, percakapan di berbagai platform digital pun memanas, mulai dari gosip, teori konspirasi, hingga diskusi serius soal etika dan profesionalitas. Dalam riuhnya sorotan publik terhadap kasus ini, kita dihadapkan pada satu kenyataan: perselingkuhan di tempat kerja bukan hal baru, dan akan selalu menjadi isu yang rumit.
Di balik meja rapat, dalam lembur proyek, dan di balik percakapan kasual saat makan siang, relasi personal bisa tumbuh menjadi sesuatu yang lebih. Terkadang ini murni karena kedekatan emosional yang terbangun melalui interaksi yang intens.Â
Namun ketika perasaan itu berkembang di antara dua orang yang sudah berpasangan atau menikah, kita masuk ke dalam wilayah yang gelap dan berisiko: perselingkuhan di tempat kerja. Dan ketika hubungan itu terbongkar, pertaruhannya bukan hanya cinta dan keluarga, tapi juga karier, kredibilitas, dan masa depan.
Ketika Rasa Tumbuh di Balik Deadline
Banyak dari kita menghabiskan lebih banyak waktu dengan rekan kerja daripada dengan pasangan di rumah. Tidak heran jika tempat kerja menjadi ladang subur bagi tumbuhnya hubungan personal.Â
Sering bertemu, saling mendukung dalam tekanan kerja, dan berbagi cerita kehidupan bisa menumbuhkan kedekatan emosional yang intens. Di sinilah benih-benih ketertarikan kerap muncul. Tanpa disadari, rasa kagum profesional berubah menjadi perhatian pribadi.Â
Komplimen soal performa kerja berubah menjadi pujian atas penampilan. Lalu pertemanan biasa berubah menjadi rasa yang sulit dijelaskan.
Bagi sebagian orang, batas antara profesional dan personal bisa kabur. Dan ketika seseorang sedang berada dalam hubungan pernikahan yang dingin, renggang, atau tidak lagi membuatnya merasa dihargai, perhatian dari rekan kerja bisa terasa seperti oase di tengah gurun.Â
Sayangnya, banyak yang tidak sadar bahwa oase itu semu---dan berisiko menjerumuskan.
Beberapa kasus menunjukkan bahwa selingkuh di tempat kerja bukan semata urusan cinta. Ada pula yang melibatkan relasi kuasa---misalnya atasan dengan bawahan.Â