Bahkan dalam beberapa kasus, kantor menjadi tempat yang tidak lagi kondusif karena konflik personal menyebar menjadi ketegangan profesional.
Pertanyaan penting kemudian muncul: mengapa orang berani mengambil risiko sebesar itu? Jawabannya bisa bermacam-macam. Ada yang karena merasa hidupnya kosong dan menemukan kebahagiaan baru di tempat kerja. Ada yang merasa hubungannya dengan pasangan sudah tidak bisa diperbaiki, dan melihat rekan kerja sebagai "peluang baru".Â
Ada pula yang merasa tertantang oleh hal-hal terlarang. Apapun alasannya, satu hal pasti: setiap tindakan memiliki konsekuensi. Dan dalam kasus perselingkuhan, konsekuensinya bisa sangat mahal.
Bagi mereka yang pernah selingkuh di tempat kerja, banyak yang akhirnya menyesal. Bukan hanya karena hubungan itu berakhir buruk, tetapi juga karena harus kehilangan pekerjaan, nama baik, dan bahkan keluarganya sendiri.Â
Tak sedikit pula yang merasa bahwa hubungan yang awalnya penuh gairah itu berubah menjadi beban ketika harus disembunyikan dan dijalani dalam tekanan.
Sementara itu, bagi pihak yang diselingkuhi, rasa sakitnya sering kali berlipat. Selain dikhianati secara emosional, mereka juga harus menghadapi kenyataan bahwa semua orang di lingkungan kerja pasangan tahu lebih dulu tentang perselingkuhan itu.Â
Rasa malu, marah, dan kecewa bercampur menjadi satu. Ini bukan hanya tentang kehilangan kepercayaan, tetapi juga kehilangan martabat.
Memilih Jalan Pulang atau Menikung Lebih Dalam?
Selingkuh di tempat kerja, betapapun banyaknya alasan yang bisa dibuat, pada akhirnya tetap sebuah bentuk pengkhianatan. Dalam hubungan apa pun, komitmen adalah fondasi utama.Â
Ketika seseorang memutuskan untuk melangkah ke luar dari komitmen itu, apalagi dengan seseorang yang ada di lingkungan kerja, maka ia sedang menggali dua kuburan: satu untuk hubungan pribadinya, dan satu lagi untuk kariernya sendiri.
Namun manusia bukan robot. Kita bukan makhluk tanpa perasaan yang bisa mengontrol semuanya dengan logika. Akan ada saatnya kita merasa rapuh, merasa terabaikan, dan mencari pelarian.Â
Akan ada saatnya seseorang masuk ke dalam hidup kita dan membuat kita mempertanyakan apa yang selama ini kita jalani. Tapi di titik inilah karakter diuji. Di titik inilah komitmen diuji. Apakah kita memilih jujur pada pasangan dan memperbaiki hubungan yang retak? Ataukah kita memilih untuk diam-diam membangun relasi baru yang semu?