Cara Sehat Bicara Uang di Lingkup Keluarga
Oleh: Julianda Boang Manalu
Keterbukaan soal kondisi finansial dalam keluarga seringkali terasa tabu. Banyak orang merasa enggan membahas topik ini karena khawatir menimbulkan stres, konflik, atau malu.Â
Padahal, sejatinya komunikasi terbuka soal uang justru kunci keberlangsungan hubungan, khususnya di tengah kondisi ekonomi yang penuh tantangan.Â
Isu ini tak hanya berlaku dalam keluarga inti pasangan, tapi juga ketika melibatkan anak-anak atau orang tua lanjut usia.Â
Terkadang, isu ini jarang diangkat dari sudut pandang psikologis dan emosionalnya --- sementara di lapangan, ini menjadi pintu bagi harmoni, literasi, serta rasa saling percaya.
Membentuk Ruang Aman
Proses membicarakan uang dimulai dari merajut kembali kepercayaan. Bayangkan suasana saat duduk bersama di ruang keluarga, tanpa nuansa kecemasan atau rasa sulit.Â
Hal pertama yang perlu dilakukan adalah menciptakan "ruang aman" --- baik secara fisik maupun emosional --- di mana setiap anggota keluarga bebas mengungkapkan perasaan, kekhawatiran, dan harapan mereka tanpa takut dianggap boros atau tidak bijak.Â
Model komunikasi ini mengedepankan empati dan penerimaan. Misalnya, alih-alih berkata, "Kamu boros sekali!", lebih baik menyapa dengan, "Aku khawatir kalau kita habiskan terlalu banyak untuk belanja, gimana menurutmu?"
Pendekatan semacam ini sejalan dengan prinsip dari University of Delaware Cooperative Extension yang menekankan pentingnya "saling mendengar tanpa menghakimi" dan menggunakan ungkapan seperti "Aku merasa..." daripada menyalahkan.Â
Ketika keluarga terbiasa berbicara soal uang secara terbuka sejak awal, percakapan ini akan menjadi bagian rutin --- bukan momen darurat yang memunculkan sendu atau emosi tinggi.