Jelaskan Secara Tertulis: Setelah mencapai kesepakatan lisan, kirimkan email yang sangat jelas dan terstruktur yang berisi poin-poin utama, siapa yang bertanggung jawab, dan tenggat waktu yang tepat. Ini memenuhi kebutuhan mereka akan dokumentasi.
Anggap Keterusterangan sebagai Normal: Jika seseorang memberikan umpan balik yang blak-blakan, jangan menganggapnya sebagai serangan pribadi. Anggaplah itu sebagai upaya profesional untuk efisiensi.
Tentukan Batasan Waktu: Saat menetapkan tenggat waktu, tekankan bahwa penundaan akan menimbulkan konsekuensi yang merugikan. Ini memberikan konteks yang kuat mengapa jadwal harus dipatuhi.
Pada akhirnya, komunikasi antarbudaya yang sukses adalah tentang kehati-hatian dan kerendahan hati. Kita harus bersedia melihat dunia bukan dari filter kacamata kita sendiri, melainkan dari lensa budaya orang lain. Dengan belajar membaca isyarat yang tidak terucapkan, kita dapat melewati batas-batas budaya dan membangun hubungan yang autentik dan produktif.
Oleh:Â
Robbaldan Mughni Tanaya
Yuni Sari Amalia S.S., M.A., Ph.D
Referensi:
Gudykunst, W. B. (2005). Theorizing About Intercultural Communication. Sage Publications.
Hall, E. T. (1976). Beyond Culture. Anchor Books.
Meyer, E. (2014). The Culture Map: Breaking Through the Invisible Boundaries of Global Business. PublicAffairs.