Mohon tunggu...
lora siringoringo
lora siringoringo Mohon Tunggu... Guru - Traveller sejati

Hobby travelling yang baru diwujudkan saat tangan ini sudah tidak terbuka dan memfasilitasi sendiri. Tidak ada kata terlamvat tuk mewujudkannya. Niat dan usaha menjadikannya nyata.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Berwisata ke Geopark Ciletuh

27 Juni 2017   20:52 Diperbarui: 30 Juni 2017   17:54 894
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Geopark Ciletuh menjadi tujuan perjalanan liburan saya tahun ini. Beranjak pukul 05.00 pagi tuk menjemput teman-teman di depan halte STMT Trisakti dan 1 teman di halte Kayu Putih Rawamangun. Memasuki tol Rawamangun pukul 06.15 kami 6 petualang cantik plus pak supir mobil sewaan memulai perjalanan ke Pondok Halimun, Sukabumi. Tak satu pun dari kami tau arah perjalanan kami hanya mengandalkan google map dan kami terus menerus diarahkan melewati jalan alternatif yang seharusnya kami hanya lurus saja disepanjang jalan kota Sukabumi.

Perut pun terasa lapar saat waktu hampir pukul 8.00 pagi, SPBU menjadi tempat peristirahatan pertama dan beberapa teman menyantap pop mie dibalik mobil yg diparkir. Sepanjang perjalanan menuju Pondok Halimun tak satu pun restoran cepat saji yang kami temui, bahkan warung makan pun tak ada yang buka (bulan puasa). 

Hanya makanan ringan yang kami bawa yang membuat mulut kami bergoyang namun tak mampu membuat perut ini diam merintih kelaparan. Begitu tiba di Pondok Halimun pukul 10.00 pagi, kami pun memesan nasi namun hanya nasi putih saja yang tersedia (bersyukur) dan untungnya ada teman yang bawa ikan teri dan ikan asin goreng. Dengan bekal itu dan telor ceplok kami menyantap nasi dingin ditengah cuaca yang dingin. bbrŕrrr

Saat kami sedang makan suasana menjadi ramai dengan anak-anak yang baru saja mengadakan acara SIL "Sekolah Injil Liburan" dan saya pun bertanya; 'di dalam sana ada jembatan ga dek?' Ada kak 'Jembatannya jauh?'

Engga ga, cuma kira-kira 500 meter. Saya meninggalkan mereka setelah berterima kasih atas info yang mereka berikan dan melanjutkan makan saya. Selesai makan kami pun masuk dengan membayar tiket 15rb untuk 6 orang dan kembali bertanya tentang jembatan kepada petugas loket dan jawabannya sama persis seperti anak-anak tadi. Kami berjalan dan melewati jembatan beton yang dibawahnya dialiri air sungai yang tidak deras arus airnya, melanjutkan lagi perjalanan dan berfoto sesaat dan berjalan lagi sampai ujung dari tempat tersebut dan jembatan yang kami cari tidak ada!

Kecewa pasti namun bukan salah petugas loket juga karena beda persepsi tentang jembatan yang kami maksud dengan 2 jembatan beton yang ada disana. Berusaha googling jembatan tersebut agar dapat ditunjukkan kepada petugas loket namun sayang sinyal internet disana tidak bagus. Saat ada satu petugas yang lewat kami pun menanyakannya dan ternyata jembatan panjang yang terbuat dari kayu itu bukan di Pondok Halimun. Kami pun meninggalkan PH dan menuju Geopark Ciletuh dengan membayar parkir 20 ribu.


Pondok Halimun
Pondok Halimun
Waktu menunjukkan pukul 02.00 siang saat kami meninggalkan PH, perjalanan kembali dimulai mengikuti arahan google map. Sepanjang perjalanan kembali kami mencari restoran cepat saji dan tentu saja kami tidak menemukannya hehehe. Setelah 2 jam perjalanan kami melihat rumah makan yang sudah buka dengan lahan parkir di depannya tapi kami belum dapat makan didalam rumah makan tersebut karena belum waktunya berbuka.

Mereka boleh buka warung pukul 04.00 sore, makan di tempat saat waktunya buka puasa sampai sahur, lalu tutup, itulah peraturan yang disepakati oleh warga Sukabumi. Beberapa teman membungkus makanannya dan supir makan didalam mobil, beristirahat sebentar lalu kembali melanjutkan perjalanan dengan harapan ketika sampai homestay kami semua dapat bersantai sambil menikmati makan malam.

Keluar masuk hutan dan jalan yang berkelok dengan penampakan jalan tikungan semua itulah jalan yang kami lalui. Beberapa menit sebelum waktu berbuka kami mengisi bbm di Pertamini sambil beristirahat sejenak dan bertanya 'apakah jalan kami sudah benar menuju desa Ciwaru?'. Dari Pertamini ini perjalanan kami masih sangatlah jauh, melewati hutan gelap tanpa adanya lampu penerangan jalan. Sesekali melewati rumah-rumah warga yang penerangannya sangat minim, kendaraan yang melintas pun jarang sekali sehingga membuat perjalanan ini begitu menegangkan. Berkali-kali menelepon Anis sang pengelola penginapan sekedar meminta arahan namun beliau pun tidak terlalu paham dan tetap mengandalkan google map sama seperti kami. 

Di jalan Mareleng kami berhenti tuk menghubungi Anis dan info yang kami terima kami masih harus melintasi 15KM lagi untuk sampai dipertigaan tempat Anis menunggu kami. Akhirnya kami oun bertemu dan diarahkan sampai ke penginapan dan tepat pukul 08.00 malam kami sampai.

Pagi hari pukul 07.00 lewat kami meninggalkan penginapan menuju Curug Cimarinjung yang lokasinya dekat sekali dengan penginapan kami dan jalan tuk menuju curug itu sangatlah mudah yang hanya menghabiskan waktu 5-10 menit. WOW...anugerah Tuhan yang luar biasa indah dan mempesona, kami pun segera mengabadikan moment saat kami disana. Selesai dari curug Cimarinjung kami melanjutkan perjalanan ke Puncak Bunga yang perlu sedikit ekstra berjalan menanjak namun akan terbayar saat sudah mencapai puncak dan melihat indahnya alam dari ketinggian puncak bunga. 

Di sekitaran puncak ini banyak tanaman Serai. Di dua spot ini retribusi yang kami bayar hanya 30k saja ditambah parkir 10k. Selanjutnya kami ke tugu Geopark, disini kami berfoto dengan latar tulisan "Geopark Ciletuh" yang penampakan belakangnya pantai/teluk Palangpang dan dengan meminjam Vespa Anis sebagai prop untuk berfoto. Usai berfoto kami lanjut ke Curug Sodong & Curug Cikanteh yang letaknya berdekatan, Sodong berada dibawah dan Cikanteh agak sedikit keatas. Dalam perjalanan kesini kami membeli mangga yang harganya 10k/kg dan rasanya hhmm maknyooss....

Disebut curug Sodong/curug Penganten karena ada dua aliran air yang berdekatan yang jatuh, dan curug Cikanteh karena air curug tersebut berasal dari desa Cikanteh. Di curug Sodong kami hanya berfoto dari kejauhan tanpa turun kedasarnya namun kami menghabiskan waktu di curug Cikanteh. Di curug Cikanteh ini ada 3 aliran air terjun kami bermain air, duduk serta berdiri dibawah aliran air terjun yang rasanya seperti dipijat disisi tengah dan kanan air terjun. Saya dan Rumi pun memberanikan diri naik lebih tinggi ke air terjun sisi kanannya. Lelalh bermain air kami pun kembali ke parkiran yang berada tepat didepan curug Sodong, berganti pakaian dan mengejar waktu kembali ke Jakarta.

Curug Cikanteh
Curug Cikanteh
Kami beranjak dari kedua curug ini pukul 01.30 siang karena kami tidak ingin melintasi hutan dimalam hari. Saat melewati Panenjoan kami berhenti untuk beristirahat karena sebagian dari kami mabok karena jalannya yang berkelok. 

Setelah semua membaik kami melanjutkan perjalanan sampai ditempat dimana kami melihat gubug dipinggir jalan lalu kami berhenti tuk sekedar meluruskan badan, lalu lanjut kembali dan berhenti di rest area pertama setelah masuk tol dan menjadi peristirahatan kami terakhir sebelum kami tiba di rumah kami masing-masing dan saya sampai rumah pada pukul 11.00 malam.

Geopark Ciletuh, Sukabumi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun