Mohon tunggu...
lontar hepi
lontar hepi Mohon Tunggu... wiraswata

berusaha

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Fornas NTB, Panggung Otot berubah jadi ajang pamer Aurat Vulgar

30 Juli 2025   01:10 Diperbarui: 30 Juli 2025   01:21 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ajang Festival Olahraga Rekreasi Nasional (Fornas) VIII yang digelar di Lombok, Nusa Tenggara Barat, tiba-tiba jadi bahan pembicaraan panas. Tapi bukan karena prestasi atau semangat kebugarannya. Justru yang ramai diperbincangkan adalah aksi panggung lomba binaraga wanita yang dinilai mempertontonkan aurat secara terbuka di tengah masyarakat yang dikenal religius.

Beberapa video peserta perempuan yang tampil dalam balutan pakaian serupa bikini beredar luas di media sosial. Tak butuh waktu lama, komentar pun membanjiri kolom unggahan. Banyak yang mempertanyakan apakah ini benar-benar bagian dari olahraga atau hanya ajang pamer tubuh dengan label sportivitas.

Salah satu unggahan yang viral berasal dari akun TikTok @lombokbermartabat, menuliskan, "Kami pikir ini lomba olahraga, bukan kontes pakaian renang." Komentar serupa juga muncul di Facebook, seperti dari akun @pemudaLombok yang menyindir, "Dari Fornas kita belajar: otot boleh dipamerkan, tapi etika kayaknya tinggal di rumah."

Beberapa media lokal dan nasional juga ikut memberitakan kegaduhan ini. Detik Bali dalam laporannya tanggal 29 Juli 2025 menuliskan bahwa "lomba binaraga wanita tampil setengah telanjang di Fornas NTB menuai kecaman dari berbagai pihak" (Detik.com).

Tak hanya warga, suara kekecewaan juga datang dari Komisi II DPRD NTB. Dalam wawancaranya yang dimuat oleh iNews NTB, perwakilan Komisi menyatakan bahwa mereka "menyesalkan lomba binaraga berbikini karena tidak sensitif terhadap budaya lokal NTB yang dikenal religius" (iNews.id).

Panitia Fornas VIII pun akhirnya memberikan klarifikasi. Dalam konferensi pers yang diliput oleh Pikiran Rakyat Sumbawa, mereka mengakui bahwa konten tersebut memang berasal dari cabang olahraga resmi yang dinaungi oleh Perbafi. Namun mereka juga mengakui adanya kekurangan dalam menyampaikan informasi teknis ke masyarakat. "Kami meminta maaf dan akan melakukan evaluasi menyeluruh," ujar perwakilan panitia seperti dikutip dalam artikel berjudul Panitia Fornas VIII Klarifikasi Kontroversi Lomba Binaraga Perempuan dan Minta Maaf (Pikiran-Rakyat).

Namun bagi sebagian warga, permintaan maaf saja tidak cukup. Di forum-forum daring, muncul reaksi satir. Meme-meme menyindir pun beredar: "Fornas atau For-Nafs?", "Olah raga atau olah dada?", hingga plesetan nakal seperti "Festival Orang Narsis Nasional". Kritik itu menyoroti bagaimana sebuah ajang olahraga bisa berubah wajah menjadi tontonan yang dianggap mengganggu nilai-nilai lokal.

Dalam sebuah artikel opini yang diterbitkan CorongRakyat, seorang tokoh perempuan lokal menyayangkan kejadian itu. Ia menyebut bahwa jika NTB ingin menjadi tuan rumah acara nasional, maka panitia dan penyelenggara seharusnya "lebih peka terhadap budaya masyarakat setempat" dan tidak asal meniru standar global yang belum tentu cocok diterapkan mentah-mentah (CorongRakyat.co.id).

Reaksi publik ini bukan semata-mata soal busana, tetapi soal arah acara dan narasi besar yang dibawanya. Di tanah yang dikenal dengan ribuan masjid, ketika sebuah event nasional justru membuat banyak kepala tertunduk karena malu, maka pertanyaannya bukan lagi soal "boleh atau tidak", tapi "perlu atau tidak".

Masyarakat berharap, ke depan penyelenggaraan acara nasional---terutama yang melibatkan massa besar dan bersinggungan langsung dengan identitas lokal---bisa mempertimbangkan lebih matang. Karena pesta olahraga bukan cuma soal adu otot dan bentuk tubuh, tapi juga bagaimana menjaga nilai dan martabat publik yang menjadi tuan rumahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun