Mohon tunggu...
Lola silaban
Lola silaban Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Baru lulus kuliah dari Universitas Negeri Medan Lulusan Sarjana Sastra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kenangan Dia Sideku Tahun 2010

27 Mei 2019   12:09 Diperbarui: 30 Mei 2019   20:37 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sembilan tahun sudah berlalu. Aku masih mengingat dia. Dia Sideku. Anak cowok SMP Tambusai Timur kelas tiga yang aku kenal saat aku di perintahkan guru memperkenalkan diri sebagai murid baru. Waktu itu, aku merupakan anak pindahan dari SMP Rantau Kasai yang jaraknya tidak terlalu jauh dari Tambusai Timur. Rantau Kasai dan Tambusai Timur masuk ke dalam wilayah provinsi Riau. Daerah perkebunan milik salah satu orang terkaya di Indonesia. Orang-orang sana menyebut Tambusai Timur dengan sebutan Tamtim. Di Tamtim, aku tinggal bersama dengan tanteku dan suaminya, tanteku bernama Sheba Pangaribuan. Tanteku orangnya baik, penuh perhatian dan juga pekerja keras. Aku suka kepribadiannya.

Aku tinggal bersamanya karna keinginan tanteku untuk menyekolahkanku. Jangan berpikir, Papa dan Mamaku miskin. Kedua orangku mampu menyekolahkanku. Tanteku bersih keras memintaku tinggal bersamanya untuk menjaga anaknya, bernama Steven. Bisa di katakan, aku akan menjadi pengasuh setelah pulang sekolah.

Sebelum tinggal di Tamtim, aku sebelumnya tinggal di Rantau Kasai. Sebab, tanteku bekerja di daerah itu sebagai kasir perkebunan. Namun, tak berselang lama setelah aku duduk di kelas dua. Tanteku harus pindah kerja. Dia di mutasi ke Tamtim dan juga mendapat jabatan baru. Tapi, saat itu. Aku belum bisa pindah langsung. Sebab, beberapa bulan lagi akan ada ujian semester dan pernaikan kelas ke kelas tiga. Untuk itu, selama persiapan menunggu ujian semester dan pernaikan kelas.

Tante menitipkan aku tinggal di rumah saudara. Di rumah Bou Jangkit. Orangnya cerewet tapi sebenarnya baik. Walau terkadang tidak nyaman tinggal bersama mereka. Di karenakan, aku yang belum bisa beradaptasi. Tapi, lama-kelamaan aku pun jadi terbiasa dengan kehadiran sepupu yang sangat unik dan lucu. Namanya, Agung, Butet, Dani, Roni dan Domu. Mereka baik dan mengajarkan aku banyak hal. Kebersamaan bersama mereka sangat singkat hanya tiga bulan. Di mana aku harus pindah ke Tamtim setelah ujian berakhir dan naik kelas.

Pindahnya, aku ke Tamtim sangat berat untukku. Aku harus meninggalkan semua teman baik di Rantau Kasai dan kebersamaanku dengan sepupu. Dan juga, aku harus menjalani hubungan jarak jauh dengan pacarku, bernama Ganda. Kalian pasti tertawa di usiaku masih mudah dan duduk di bangku SMP aku sudah punya pacar. Tapi, jangan berpikir aneh tentang masa SMP ku. Aku memang sudah pacaran tapi gaya pacaranku di masa SMP ku berbeda dengan gaya pacaran anak jaman sekarang atau yang sering disebut Milineal.

Gaya pacaranku masa SMP sangat unik. Dimana, aku dan Ganda akan berlomba siapa yang hebat di antara kami berdua dalam hal belajar. Kami berdua akan menghabiskan waktu belajar bersama. Mempelajari tugas-tugas sekolah yang tidak ku mengerti. Berkat dia, aku mulai mengerti matematika. Nilai sekolahku meningkat dan tanteku sangat bangga kepadaku.

Saat aku harus pindah. Aku ingat ada rasa kecewa  dan sedih di matanya, malam itu. Namun, dia berusaha kuat dan baik-baik saja dihadapanku. Dia tidak ingin membuat aku terbebani akan kepindahanku. Tapi, kepindahanku justru hal yang buruk. Aku tidak menyangka, kepindahanku membawa aku ke dalam masalah baru. Masalah yang tidak aku mengerti sama sekali. Dimana di sekolah baruku. Aku harus menemukan hal baru tentang dunia asmara, cinta monyet anak SMP.

Di sekolahku baruku, tentunya aku menemukan teman baru dan juga teman lama waktu sekelas di kelas satu. Namanya, Roland. Cinta monyet keduaku yang tak sengaja muncul karna aku sering meledeknya. Sebelum aku mengenal Ganda.

Aku bertemu kembali dengannya setelah satu tahun berlalu dengan status anak baru di sekolah yang sama. Sungguh hal yang tak terduga. Ada rasa senang dan ada juga rasa tidak senang. Senang bisa bertemu dengan dia kembali, cinta monyet keduaku. Tidak senang, melihat sikap songongnya yang pandai dalam pelajaran matematika dan ikut olimpiade matematika. Tapi, meskipun begitu. Kami tetap berteman baik. Dia menjadi temanku sebelum aku resmi menjadi siswi di SMP Tamtim.

Menjadi murid baru, tidak pernah terlintas di benakku. Jujur, aku sangat takut menjadi murid baru. Aku takut akan di kerjain seperti drama di TV. Anak baru akan di bully. Tapi, nyatanya tidak. Aku malah menemukan teman yang menyenangkan dan tak kalah menyenangkan dengan temanku di Rantau Kasai. Walaupun teman baruku, memiliki tubuh yang tinggi dan besar untuk kaum cowoknya. Untuk ceweknya, memiliki tubuh yang subur. Saat itu, aku belum mengalami masa puber. Jadi, tubuhku masih berkembang sesuai umurku. Waktu SMP, aku suka model rambut pendek bob. Model rambut ini membuat aku semakin imut dan di sukai kaum cowok.

Karna keimutanku ini, aku bertemu dengan dia. Bertatap mata langsung di depan satu kelas dan guru. Dia mengulurkan tangannya tapi aku tidak mau menjabat tangannya. Karna aku saat itu memang tidak mau. Karna aku sudah janji dengan Ganda. Untuk menepatin janjiku itu, aku jujur dengan teman satu kelas. Aku sudah punya pacar. Aku menceritakan Ganda kepada mereka. Namun, dia waktu itu. Seolah tidak peduli dengan aku yang sudah punya pacar atau tidak. Dia hanya peduli dan berpikir. Aku tidak bersama Ganda dan jarak memisahkan kami berdua. Dia mendekatiku berbagai cara. Aku tidak suka cara dia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun