Mohon tunggu...
Lola amelia
Lola amelia Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Ilmu Kesejahteraan Sosial Universitas Padjadjaran

Patience is needed when you want to achieve a success

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Konflik SARA sebagai Masalah Sosial di Indonesia

12 Juni 2020   12:55 Diperbarui: 10 Juni 2021   07:23 32661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Konflik SARA sebagai Masalah Sosial di Indonesia. | freepik

Masih banyak yang belum tahu mengenai perbedaan antara Rasisme, Rasialisme dan SARA. Rasisme adalah suatu paham yang menganggap ras tertentu memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan ras yang lain, Rasialisme adalah perbedaan perlakuan antar ras yang berbeda atau biasa disebut diskriminasi ras, SARA adalah singkatan dari Suku, Agama, dan Ras. Jadi intinya adalah Rasisme merupakan TEORInya, Rasialisme itu TINDAKANnya, dan SARA hanya ISTILAHnya.

Kemudian apa si yang dimaksud dengan konflik SARA? Konflik SARA adalah tindakan yang melibatkan kekerasan, diskriminasi dan pelecehan yang didasarkan pada identitas diri dan golongan. Konflik ini bersifat sensitif karena ini menyangkut tentang keturunan, agama, kebangsaan/suku. 

Banyak sekali faktor yang menjadi penyebab munculnya tindakan konflik SARA yaitu pemahaman sempit para penganut paham yang menganggap paham yang dianut paling benar, kurangnya pemahaman atas kebebasan dalam beragama dan beribadah, mengedepankan paham radikalisme, kurangnya kesadaran masyarakat akan toleransi, dan perbedaan penafsiran terhadap isi kitab suci yang diyakini.

Baca juga: Gerakan "Multikulturalisme" Melawan Pemikiran SARA

Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki berbagai macam kebudayaaan yang tersebar dari sabang sampai merauke. Ini lah salah satu alasan indonesia memiliki berbagai macam suku, ras, dan agama yang berbeda-beda pada setiap penduduknya. Namun, keanekaragaman ini sering sekali memicu tindakan diskriminasi. Oleh sebab itu, ini lah menjadi salah satu permasalahan yang menghambat perkembangan negara Indonesia.

Diskriminasi pada dasarnya sudah tertanam di dalam diri setiap orang dan kita sering melakukannya secara sadar maupun tidak karena memang pada dasarnya manusia memiliki kecenderungan untuk membeda-bedakan satu sama lain. Kita mungkin sering menganggap hal yang kita lakukan tersebut bukan lah tindak diskriminasi, namun pada kenyatannya sekecil apapun, hal tersebut dapat menjadi diskriminasi bagi pihak yang bersangkutan. Dari hal yang kecil dapat berkembang menjadi permasalahan yang lebih besar lagi.

Baca juga: Kerusuhan Wamena, Bukan Konflik Sara!

Berikut adalah contoh SARA yang terjadi di Indonesia yakni perkelahian antara suku Madura dan suku Dayak di Kalimantan Barat, perkelahian antara suku Makassar dan penduduk asli Timoryang kemudian berkembang menjadi pergesekan antar agama katolik dan islam, konflik antar suku di sampit pada tahun 2001, konflik antar agama di ambon pada tahun 1999, konflik antar etnis pada tahun 1998, konflik golongan agama pada tahun 2000-an, konflik antar golongan dan pemerintah (GAM, RMS, dan OPM) .

Adapun cara mengatasi konflik dapat dilakukan dengan cara-cara berikut, berdoa pada Tuhan Yang Maha Esa mempelajari penyebab utama konflik, memutuskan untuk mengatasi konflik dan memilih strategi untuk mengatasi konflik, jangan menghakimi dan berpikiran negatif tentang suku, agama, ras, dan golongan yang berbeda, melakukan dan memikirkan hal-hal positif secara bersama-sama, dan mengendalikan emosi.

Baca juga: Kesalehan Multikultural dan Konflik SARA

Adanya keberagaman bisa memberikan dampak positif di dalam diri kita yakni keberagaman menjadi salah satu identitas bangsa yang membedakan dari bangsa lain di dunia, keberagaman menjadikan hidup sebuah bangsa menjadi lebih berwana apabila dibarengi dengan toleransi, dan keberagaman menjadikan kekuatan tersendiri sebab kekurangan kelompok satu bisa di tutupi dengan kelebihan kelompok lainnya, demikian sebaliknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun