Di Sarawak Siti tidak membeli banyak barang, hanya membeli snack/cemilan malaysia dan coklat milo. Kualitas barang-barang disana seperti, perabotan rumah tangga sangat baik dan lebih murah jika dibandingkan dibeli di Indonesia sendiri. Disana Siti membeli perlengkapan rumah tangga berupa mangkuk plastik di toko serba Dua Ringgit Enam Puluh,Ia juga membeli perlengkapan lain seperti rinso pakaian sebanyak 2 buah.
Di Kuching kebanyakan kendaraan yang digunakan oleh orang-orang adalah mobil. Jarang ada yang menggunakan motor, mobil yang masyarakat gunakan adalah mobil yang bermuatan 4-5 orang saja, orang menggunakan motor hanya ada beberapa saja yang menggunakannya, ada juga yang menggunakan sepeda tapi hanya untuk olahraga. Disana orang-orang jarang keluar rumah, mereka lebih memilih untuk tetap berada dirumah saja jika tidak memiliki kepentingan lain. Bahkan, lingkungan disana juga cocok untuk bersantai bagi Siti, bahkan selama berkunjung Siti bisa menikmati suasana Tasik Biru yang menenangkan.
Sama halnya seperti di Indonesia, Kuching juga memiliki banyak perusahaan asing yang beroperasi disana. Hanya saja perbedaannya jika dibandingkan dengan Indonesia, perusahaan asing di Kuching tidak menggunakan bahasa atau tulisan resmi Malaysia untuk memasang papan nama perusahaannya, kebanyakan perusahaan asing disana menggunakan bahasa atau tulisan dari negara asalnya masing-masing.
Untuk kepulangan kembali ke Pontianak, mereka melewati PLBN Entikong lagi, Siti diantar sampai Rusunawa Untan, karna Siti meninggalkan sepeda motor miliknya selama kunjungan ke Sarawak di Rusunawa Untan, meskipun travelnya bisa mengantar sampai rumah tapi Siti tetap memilih untuk diantar sampai Rusunawa Untan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI