Mohon tunggu...
Lokawarta STAI Muttaqien
Lokawarta STAI Muttaqien Mohon Tunggu... Mahasiswa - Lembaga Pers Mahasiswa

Lembaga Pers Mahasiswa atau biasa disebut LPM, merupakan organisasi kemahasiswaan yang bergerak di bidang jurnalistik. Adapun nama dari LPM ini yaitu Lokawarta dan bermarkas di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) DR. KH. EZ. Muttaqien, Purwakarta.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tiga Kritikan terhadap Pendidikan Menurut Paulo Freire

10 Juni 2023   20:15 Diperbarui: 10 Juni 2023   20:18 1364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Mochamad Aripin (Mahasiswa Pascasarjana STAI DR. KH. EZ. Muttaqien)

Ini merupakan satu kritikan yang keras dari seorang Paulo Freire yang mana pendidikan itu bukan untuk menghasilkan produk-produk SDM untuk bekerja, akan tetapi pendidikan itu harus dan bisa menghasilkan sebuah konsep memanusiakan manusia agar satu sama lain saling menghargai apa yang dinamakan dengan Hak dan Kewajiban dalam dunia pendidikan maupun kehidupan.

Kebebasan dari Manusia jangan sampai di jeruji oleh konsep akan satu jurusan ilmu yang dia kenyam. Seorang peserta didik yang berkuliah di jurusan pendidikan agama Islam tidak bisa kita simpulkan secara sederhana bahwa ke depan akan menjadi seorang guru yang mengampu materi pelajaran Agama Islam. Contohnya Paulo Freire yang mempunyai background keilmuan dari jurusan Ilmu Hukum, tapi dia bisa menjadi salah satu tokoh pendidikan bahkan mempunyai penghargaan internasional dari buah pikirannya tentang pendidikan yang ada di dunia. Artinya, kapasitas ilmu dan pikiran konsep manusia tidak melulu linier sesuai dengan apa yang dia dapatkan dari dunia pendidikan secara formal.

Selanjutnya, kolonialisme Pendidikan ini selalu mengarahkan peserta didik agar dapat mengikuti apa yang diinginkan oleh pendidik. Misalnya : ketika dosen mengatakan tolong kerjakan tugas jurnal ini dengan format A-Z, lalu si peserta didik mengikuti apa yang di arahkan oleh dosen tersebut. Sehingga, kontruksi bangunan tugas tersebut benar dan baiknya sesuai dengan arahan dari pihak dosen.

Atau ketika pihak dosen mengatakan untuk tugas makalah ini saya bebaskan kepada para mahasiswa dalam mengerjakannya. Namun, dikarenakan mahasiswa terbiasa dengan sebuah arahan, lalu mahasiswa tersebut bertanya "makalah ada batas minimal halamannya ga pak/Bu? fontnya berapa? Dan lain-lain". Padahal pihak dosen telah membebaskan kepada mahasiswa mau mengerjakannya satu halaman, dua halaman itu terserah dari mahasiswanya.

Sistem kolonialisme pendidikan ini akan menghambat bahkan mematikan daya kreativitas peserta didik dan tujuan pendidikan menjadi sangat sempit karena hanya sebatas agar dapat bekerja. Padahal esensi pendidikan adalah untuk pembebasan, untuk penyadaran. Dengan kesadaran itu, peserta didik dapat bebas berpikir dan berkreativitas sesuai dengan kondisi dan kemampuannya masing-masing.

Ketiga, Banking Education. Model pendidikan seperti ini dalam cermatan Freire dipraktikkan seperti kegiatan menabung. Siswa diposisikan sebagai tempat menabung dan guru adalah penabungnya. Dalam praktik pembelajaran, pendidikan gaya bank akan membentuk suatu kegiatan belajar mengajar layaknya proses mengisi tabungan dimana guru atau pendidik menyampaikan pernyataan-pernyataan yang terus diterima dan dihafal oleh peserta didik dengan patuh dan menafikan proses interaksi sama sekali.


Menurut Freire, Guru pada dasarnya adalah seorang seniman, tapi bukan seniman pahat yang membentuk sosok muridnya. Guru yang sejati adalah orang yang memungkinkan muridnya jadi sesuatu sesuai dengan yang mereka inginkan. Oleh karena itu, apa yang dilakukan seorang guru dalam mengajar adalah membuat kemungkinan agar murid-murid menjadi dirinya sendiri, agar potensi yang dimiliki murid dapat bangkit dan keluar.

Adapun contoh dari banking education atau pendidikan gaya bank misalnya : metode ceramah yang mana seorang guru adalah subjek dalam proses belajar, murid adalah objeknya. Guru bercerita, murid patuh mendengarkan.
 

 Mochamad Aripin
 (Founder Majelis Insan Cita, Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Agama Islam STAI DR. KH. EZ. Muttaqien)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun