Keterbatasan teknologi dan rendahnya tingkat literasi dapat menghambat partisipasi aktif, sementara norma sosial dan perbedaan bahasa bisa menjadi hambatan dalam komunikasi yang efektif. Pengalaman buruk dengan proyek pembangunan sebelumnya juga bisa mengurangi kepercayaan dan keinginan masyarakat untuk berpartisipasi.
Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, diperlukan peningkatan akses teknologi, penghormatan terhadap keragaman budaya, dan upaya membangun kepercayaan. Investasi dalam infrastruktur komunikasi, pelatihan teknologi, dan penggunaan bahasa lokal dapat meningkatkan akses informasi dan partisipasi masyarakat. Servaes (2008) menyatakan bahwa pendekatan komunikasi yang disesuaikan dengan budaya lokal dan konteks sosial masyarakat dapat meningkatkan efektivitas komunikasi pembangunan.
Secara keseluruhan, partisipasi dan komunikasi yang efektif merupakan fondasi dari pembangunan yang sukses. Dengan menerapkan strategi komunikasi yang inklusif dan partisipatif, pembangunan dapat lebih responsif terhadap kebutuhan dan aspirasi masyarakat.Â
Tantangan dalam partisipasi dan komunikasi dapat diatasi dengan pendekatan yang tepat, sehingga hasil pembangunan benar-benar memberdayakan masyarakat dan mendukung pencapaian tujuan pembangunan yang berkelanjutan.