Mohon tunggu...
Sulistyo
Sulistyo Mohon Tunggu... Buruh - Buruh Dagang

Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Nature

Sampah Plastik Merupakan Tanggung Jawab Masa Depan

23 Juli 2018   12:38 Diperbarui: 23 Juli 2018   13:01 1011
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Fenomena demikian tak bisa dipungkiri, boleh dikata hampir setiap rumah di negeri ini dan kegiatan manusia tidak lepas dari plastik yang menyatu dengan kesehariannya. Sementara pengelolaan barang berbahan plastik yang sudah tak terpakai  belum mendapat perhatian serius atau kurang maksimal sehingga sampah plastik menyebar, menimbulkan dampak berbahaya mengancam kesehatan dan lingkungan hidup.

Menghadapi kondisi demikian, langkah yang sudah dilakukan selama ini patut diapresiasi. Hanya saja pendekatan dan implementasinya jangan terkesan berjalan "musiman" atau hanya bersifat temporer. Itu sebabnya, semua pihak masih diharapkan kepeduliannya.

Secara struktural formal, jangan hanya Kementerian Lingkungan Hidup, serta Kementerian Kelautan dan Perikanan yang selama ini gencar menyorot atau mengkampanyekan bahaya sampah plastik. Kementerian lain sesungguhnya harus ikut serta karena masalah sampah plastik sudah menyentuh di semua lingkungan kementerian hingga jajaran di bawahnya di tingkat daerah.

Demikian halnya para sukarelawan sosial/komunitas yang peduli kelestarian alam dan lingkungan hidup yang tersebar diberbagai tempat layak didukung oleh semua pihak secara terkait. Tak terkecuali bagi para pengusaha/pemilik perusahaan bisa mengucurkan dana berupa corporate social responsibility (CSR) guna menunjang aktifitas tersebut.

Di tingkat akar rumput, penanganan sampah plastik tentunya paling penting. Para pelaku baik pengguna/konsumen dan pembuang sampah itu justru terletak disini. Peran masing-masing individu/keluarga dalam wadah Rukun Tetangga/Rukun Warga (RT/RW) sangat mendesak untuk memahami dan mengelola sampah rumah tangga.

Dalam konteks ini, secara kolektif sampah plastik ada yang dikelola melalui program "Bank Sampah Plastik" yaitu mengumpulkan bungkus/botol plastik bekas untuk ditukarkan sejumlah uang di setiap RT/RW. Namun dalam amatan penuis, ada yang terus berlangsung dan tidak sedikit yang macet di tengah jalan, sehingga perlu dievaluasi serta tetap dilakukan penyuluhan secara terus menerus sampai ditemukan/dicarikan cara lain yang mungkin lebih sesuai dengan situasi dan kondisi setempat.

Berdasarkan seluruh uraian diatas, mengingat masalah sampah plastik ini sudah menjadi mendesak, menyangkut tanggung jawab bersama demi masa depan, sangat diharapkan semua pihak peduli sekaligus melakukan langkah nyata (bukan hanya sebatas wacana) dan setengah hati serta hanya secara temporer menyikapinya.

Atas dasar regulasi sebagai pijakan, strategi penanganan sampah plastik sudah saatnya dilakukan serius melalui perencanaan yang cermat, matang, terstruktur, terkoordinir dan berkelanjutan.

Sekali lagi, demi tanggung jawab bersama di masa depan, maka manajemen pengendalian sampah plastik dan implementasinya mungkin bisa disubordinasikan dalam skala prioritas pembangunan di masing-masing daerah.

Hal ini perlu mendapat perhatian mengingat penanganan sampah plastik dan mencari solusinya tidak terlepas dari pendekatan yang menyentuh aspek situasi-kondisi maupun volume sampah, letak geografis, rencana tata ruang/wilayah, termasuk karakteristik serta budaya msyarakat di masing-masing tempat yang tidak selalu sama.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun