Mohon tunggu...
Sulistyo
Sulistyo Mohon Tunggu... Buruh - Buruh Dagang

Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menyambut Tahun Baru 2018 di Yogyakarta, Kunjungan Wisatawan Meningkat dan Jalanan Padat Merayap

29 Desember 2017   23:02 Diperbarui: 29 Desember 2017   23:12 1092
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbagai cara maupun kegiatan akan dilakukan oleh berbagai kalangan untuk menyambut kedatangan tahun baru 2018. Di beberapa ruas jalanan di kota Yogyakarta, atau mungkin juga di kota-kota lain -- sudah mulai banyak dijual atau dipajang di kios-kios maupun dijajakan dipinggir jalan yaitu terompet dalam aneka bentuk.

Demikian tidak kalah menariknya tempat-tempat wisata utama (wisata pantai, lereng pegunungan, dan wisata alam lain), panggung hiburan serta pentas seni-budaya bernuansa kerakyatan sudah dipersiapkan di beberapa lokasi strategis diperkirakan mengundang khalayak sesuai minat dan kegemaran masing-masing.

Pemandangan dan peristiwa seperti disebut diatas sudah jamak dan menjadi agenda rutin setiap menjelang tahun baru tiba. Terompet biasa dibunyikan bersahut-sahutan pada detik-detik pergantian tahun sehingga suasana meriah disana-sini selalu ditemui. Suka cita dan biasanya juga diiringi pesta kembang api ikut memeriahkan malam tahun baruan.

Pastinya perayaan tahun baru kali ini agak berbeda dengan tahun sebelumnya, bersamaan dengan waktu liburan semester sekolah, suasana Hari Raya Natal dan juga kebetulan saat long weekend,sehingga tua muda, anak, remaja dan dewasa dari berbagai generasi bisa ikutan berbarengan memeriahkan malam tahun baru 2018.

Di Yogyakarta suasana menjelang tahun baru ini dapat dilihat begitu banyaknya pendatang terutama dari luar kota, fasilitas akomodasi seperti penginapan, hotel-hotel, homestay dan sejenisnya sudah sangat penuh disusul berbagai ruas jalan cenderung padat merayap. Belum lagi bus-bus wisata hilir mudik bahkan wisatawan asingpun jumlahnya semakin meningkat.

Perlu diketahui bahwa kawasan D.I Yogyakarta sesungguhnya tidak begitu luas, kotanya kecil namun kepadatan penduduk dan lalu lintasnya lumayan tinggi. Terlebih di kota ini masih banyak ditemui kendraan tradisional seperti becak dan andhong (yang selama ini merupakan salah satu ikon Yogyakarta) -- akan banyak ditemui di jalanan sehingga kendaraan yang berjalan relatif lambat akan lkut mewarnai kultur setempat (pelan tapi selamat) sehingga bagi pengendara lainnya harap memakluminya. Sabar dan sabar adalah bekal yang harus melakat jika anda memasuki wilayah Yogyakarta.

Itulah sekilas gambaran Yogyakarta dan sekitarnya yang bisa penulis paparkan hingga tulisan ini disusun. Bagi anda yang berminat bermalam tahun baruan di Yogyakarta -- semoga tulisan ini dapat memberi masukan seperlunya.

Yogyakarta sebagai destinasi wisata kedua setelah Bali, pastinya menyimpan keunikan, memiliki sosio-kultur yang khas, terutama dalam seni tradisi, artefak yang bernilai historis, hingga wisata alam dan kulinernya yang jarang ditemui di tempat lain.

Dalam suasana suka cita, tentunya penulis tidak lupa ikut mengucapkan selamat menyongsong tahun baru 2018. Semoga kita semua bisa mengevaluasi diri sekaligus merencana masa depan yang lebih sukses dibanding tahun sebelumnya. Salam damai selalu.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun