Setelah kejadian itu, dia tidak lagi menegur. Hingga makan pun, juga tidak mau bersama kami seperti biasanya. Dan kami, seperti benar-benar menjadi budaknya. Sedikit-dikit dia memerintah. Jika kami membuat kesalahan, dia sudah siap mengaung, seperti singa.Â
Sungguh mengerikan. Terkadang kami bisa sedikit bernafas lega, jika dia tidak menemukan celah kesalahan kami. Dan jika begitu, dia lebih banyak menghabiskan waktunya untuk duduk bersandar di kursi kayu, dengan memandangi jendela kaca yang sudah tua itu.
Kami masih memikirkan gelas itu. Yaa. Bagaimana tidak, itu hanya gelas biasa. Sama dengan gelas lainnya, fungsinya untuk mempermudah kita minum air. Bukannya begitu?
Yogyakarta, 2019